ABSTRAK Belum ada peraturan yang mengharuskan perusahaan di luar industri keuangandan perbankan untuk menerapkan manajemen risiko, karenanya saat ini PT XYZbelum memiliki pengukuran risiko khususnya risiko operasional. Namun perusahaanmenyadari bahwa retail minimarket modern yang dikelolanya memilikipotensi risiko operasional yang besar yang mungkin dihadapinya di kemudianhari, maka ada keinginan kuat dari perusahaan untuk menerapkan manajemenrisiko. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi, mengukur cadangankerugian risiko operasional (operational Value at Risk), dan memitigasi risiko operasionalyang mungkin dialami oleh PT. XYZ. Dari proses indentifikasi ditemukanbahwa risiko operasional yang paling signifikan terhadap bisnis perusahaan adalahrisiko hilangnya persediaan barang dagangan di toko ritel minimarket. PengukuranOpVaR dilakukan dengan menggunakan metode loss distribution approach menghasilkanangka sebesar Rp. 11.885.041.054 dan dinyatakan valid setelah dilakukanbacktesting. ABSTRACT There are no regulations requiring companies outside the financial and bankingindustry to implement risk management, hence the current PT. XYZ does not havea particular risk measurement of operational risk. However, the company realizedthat retail modern minimarket has great potential operational risks that may be encounteredin the future, then there is a strong desire of companies to implement riskmanagement. This study was conducted to identify, measure operational risk lossreserves or Operational Value at Risk, and mitigate operational risks that may beexperienced by PT. XYZ. From the identification process, this study finds that themost significant operational risks to the company?s business is the risk of loss ofmerchandise supply in a retail minimarket store. OpVaR measurements performedusing the loss distribution approach amounted to IDR 11,885,041,054 and declaredvalid after backtesting. |