ABSTRAK Disertasi ini merupakan studi tentang konflik politik yang mengiringiproses pemilihan gubernur dan wakil gubernur Bali tahun 2013. Studi inidilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang: (1) Sebab konflik internal PDI-Pdalam pemilihan gubernur Bali (2) Strategi yang digunakan Made MangkuPastika maupun Anak Agung Ngurah Puspayoga sebagai mantan pasanganpetahana Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2008-2013 untuk salingberkompetisi di dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali periodetahun 2013 (3) Implikasi dampak kemenangan Made Mangku Pastika padadinamika politik di Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatifdengan menggunakan metode wawancara mendalam (in depth-interview) terkaitkonflik pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur Bali tahun 2013.Penelitian ini menggunakan teori konflik dari Rauf, Dahrendof dan Coser,teori politik dari Parson, teori elite dari Mosca dan Keller, teori politik lokal dariSmith dan Stewart, teori oligarki dari Winter, teori perilaku pemilih dariFirmanzah dan teori strategi dari Schroder. Adapun teori utama yang digunakandalam penelitian ini adalah teori konflik Rauf dan teori-teori lain yang digunakansebagai teori pendukung.Temuan utama yang diperoleh dari penelitian ini adalah kekalahan telakPDI-P di kandang Banteng PDI-P Bali yang merupakan basis PDI-P terbesar diwilayah Indonesia Tengah dan Timur.Temuan menarik lainnya adalahtumbangnya dominasi kalangan puri/ bangsawan sebagai gubernur Bali. Sejakdulu, posisi gubernur Bali selalu diisi oleh orang-orang dari kalangan puri sebagaibentuk tradisi mempertahankan keturunan raja-raja. Namun, dalam dua periode inipemimpin Bali terpilih berasal dari kalangan non-puri (non bangsawan), yakniJabawangsa dari wangsa/soroh Pasek sebagai hal yang tidak pernah didugasebelumnya. Temuan lainnya adalah kekalahan PDI-P yang mengusung ideologi?wong cilik? dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali periode 2013-2018, dikarenakan calon yang diusung justru tidak menunjukkan keberpihakannyapada ideologi tersebut.Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah memperkuat teori konflik dariDahrendof dan Rauf bahwa konflik yang semula bersifat individu dan meluasmenjadi konflik kekuasaan bilamana masing-masing pihak yang berkonflikmemiliki posisi dan kewenangan yang cukup untuk mengendalikan pendukungnyadi dalam struktur pemerintahan. ABSTRACT Centered around the gubernatorial elections in Bali (2009-2013 Period),this dissertation is a study on the political conflicts that transpired during theelections. It aims to answer a series of questions regarding several matters. Firstly,the cause of PDI-P?s internal conflict in the gubernatorial elections. Secondly, thestrategies implemented by Made Mangu Pastika and Anak Agung NgurahPruspayoga, the former governor and vice-governor pair of the 2008-2013 period,as they compete against one another in the gubernatorial elections of the 2013period. Lastly, the political implications of Made Mangku Pastika?s victory on thepolitical dynamics in Bali. This research uses the qualitative and in-depthinterview method in studying the conflicts in the 2013 gubernatorial elections inBali.This research uses several theories: (1) The conflict theory by Rauf,Dahrendof, and Coser, (2) the political theory by Parson, (3) the elite theory byMosca and Keller, (4) the local politics theory by Smith and Stewart, (5) theoligarchy theory by Winter, (6) the voter?s behavior theory by Firmanzah, and (7)the strategy theory by Schroder. The main theory will be Rauf?s conflict theorywhile the remaining theories are used as supporting theories.The principal finding of this research is PDIP-P?s loss in Bali, which is thecentral base of PDI-P in Indonesia?s central and eastern regions. This researchalso shows the collapse of the aristocrats? power as the governor of Bali. Once,the position of the governor was filled with Balinese aristocrats, an act thatdemonstrates the preservation of the royal lineage. However, the last two periodsshows a collapse in this preservation act. The Governor?s office was taken by JabaWangsa from Pasek, a man from the lowest of the four Hindu caste, the Sudra.Another finding was that the loss of PDI-P, a party which upholds the commonpeople ideology, in the Bali gubernatorial elections of the 2013-2018 period isresulted by the candidate?s failure to project the ideology.The theoretical implication of this research upholds Dahrendof?s andRauf?s conflict theory which states that a personal conflict may become a struggleof power if the two sides have the position and authority to control its supportersin the government |