ABSTRAK Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki aturan yang berlaku turun-menurun. Salah satu suku di Indonesia, yaitu suku Minang, yang mengedepankan keturunan dari garis ibu (matrilineal), sangat mempersoalkan pernikahan dengan adat orang Minang, yaitu menikah dengan orang sesama Minang. Penelitian ini membahas kehidupan pernikahan yang berbeda suku bangsa (Minang dan Jawa) dalam novel Merantau ke Deli karya Hamka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan sosiologi sastra dengan melihat isi ceritanya dan mengaitkannya dengan realitas sosial orang Minang. Dapat disimpulkan bahwa, dari novel tersebut kehidupan rumah tangga dari pernikahan Minang dan non Minang dilihat lebih tenteram dan bahagia dibandingkan dengan pernikahan sesama orang Minang. ABSTRACT Every ethnic group in Indonesia has rules that passed from generation to generation. As one example ethnic group in Indonesia, that is Minangnese, which adhere matrilineal system, pay a lot of attention in customary marriage, that rules is Minangnese should marry someone that Minangnese too. This research discusses about marriage life with the different ethnic group (Minangnese and Javanese) in a novel Merantau ke Deli by Hamka. This research is using sociological approach to literary by linking the content from the story with social reality of Minangnese. The conclusion from that novel is household life of Minangnese and non Minangnese?s wedding seems peaceful and happy than the fellow Minangnese?s wedding. |