ABSTRAK Latar Belakang. Uji biomekanik konstruksi instrumentasi posterior untuk koreksiskoliosis diperlukan untuk menilai reliabilitas dan performa instrumentasi. Studibiomekanik terkini telah memvalidasi tulang buatan merupakan pengganti yangcocok. Densitas sekrup yang rendah dapat mencapai hasil koreksi yang baik tanpakomplikasi. Penelitian ini membandingkan biomekanik model konstruksi tigainstrumentasi posterior yaitu : Sekrup Pedikel Bilateral (SPB), sekrup pedikelpada ujung proksimal, apex, ujung distal end sisi konkaf (PAD), dan PADditambah kawat sublaminar pada sisi konkaf (PAD+SW).Metode. Tiga kelompok model tulang belakang scoliosis Lenke I Synbone®dipasang instrumentasi posterior konfigurasi SPB, PAD, PAD+SW denganmasing masing 5 buah sampel. Setiap kelompok dilakukan uji static test dengandiberikan gaya aksial secara gradual 50N, 100N, 150N, 200N dengan alatTensilon® AMD RTF-1310 buatan Jepang dengan pencatat dial indicatorMitutoyo buatan Jepang, lalu diukur pergeseran seluruh segmen yang terpasanginstrumentasi posterior secara keseluruhan. Kekakuan yang ditandai dengan loaddisplacmentdi ukur dan dianalisa.Hasil. Kelompok SPB sebagai standar emas menunjukan pergeseran paling kecil,diikuti dengan PAD+SW dan PAD. Didapatkan perbedaan yang bermakna dalamhal pergeseran antara kelompok SPB, PAD dan PAD+SW pada gaya 50N(p<0.001), 100N (p<0.001), dan 200N (p<0.001), dan tidak bermakna pad agaya150N (p=0.086). Didapatkan pula perbedaan yang bermakna dalam hal kekakuanantara kelompok SPB, PAD dan PAD+SW pada gaya 50N (p=0.002), 100N(p<0.001), dan 200N (p<0.001), dan gaya 150N (p<0.001).Simpulan. Pada uji biomekanik dengan static test menunjukan terdapat hubunganyang signifikan antara displacement dan kekakuan pada instrumentasi posterior.Kelompok SPB memberikan hasil paling kaku dibanding PAD+SW dan PAD.Densitas sekrup pedikel yang rendah berakibat berkurangnya kekakuan dariinstrumentasi posterior. Penambahan kawat sublaminar dapat secara signifikanmeningkatkan kekuatan. ABSTRACT Introduction. Biomechanical construction test of posterior instrumentation forscoliosis correction is needed to evaluate the reliability and instrumentationperformance. Latest biomechanical testings have validated bone model as asuitable substitute. Low sekrup pedikel density can correct without significantcomplication. This study compared biomechanics of three posteriorinstrumentations: Bilateral pedicle screw (BPS), pedicle screw on proximal end,apex, distal end concave side (PAD), and PAD with sublaminar wire at theconcave side (PAD+SW).Method. Three groups of vertebral model of Scoliosis Lenke I Synbone® isequipped with configurations of 15 samples posterior instrumentations dividedinto three groups of BPS, PAD, PAD+SAW. Each of the static test is given axialforce gradually from 50N, 100N, 150N, and 200N using Tensilon® AMD RTF-1310 from Japan, with dial indicator Mitutoyo, Japan,. Total displacement weremeasured for each groups. Stiffness were also analyzed using load-displacementratio.Result. BPS as the current gold standard showed minimal displacement, followedby BPS, PAD and PAD+SAW for 50N (p<0.001), 100N (p<0.001), and 200N(p<0.001) force, and was not significant for 150N (p=0.086). There was alsosignificant difference between the stiffness of BPS, PAD and PAD+SW for 50N(p=0.002), 100N (p<0.001), 150N (p<0.001) and 200N (p<0.001)Consclusion. For biomechanical testing with static test, type of posteriorintrumentations showed significance relationship with displacement and stiffness.BPS groups were more rigid compared to PAD+SW and PAD. Low density ofsekrup pedikel resulted in the decrease of stiffness and posterior instrumentation.Kawat sublaminar addition significantly added the strength. |