:: UI - Tugas Akhir :: Kembali

UI - Tugas Akhir :: Kembali

Perbandingan tiga konfigurasi instrumentasi posterior pada model tulang synbone skoliosis idiopatik remaja lenke i: suatu uji biomekanik in vitro = Comparison of three different configuration posterior instrumentation of synbone bone model of adolescent idioptahic scoliosis lenke 1 in vitro test of biomechanical

Hendar Nugrahadi Priambodo; Lumban Tobing, Singkat Dohar Apul, supervisor; Aryadi Kurniawan, examiner; Achmad Fauzi Kamal, examiner; Ismail Hadisoebroto Dilogo, examiner; Lubis, Andri Maruli Tua, examiner ([Publisher not identified] , 2016)

 Abstrak

ABSTRAK
Latar Belakang. Uji biomekanik konstruksi instrumentasi posterior untuk koreksi
skoliosis diperlukan untuk menilai reliabilitas dan performa instrumentasi. Studi
biomekanik terkini telah memvalidasi tulang buatan merupakan pengganti yang
cocok. Densitas sekrup yang rendah dapat mencapai hasil koreksi yang baik tanpa
komplikasi. Penelitian ini membandingkan biomekanik model konstruksi tiga
instrumentasi posterior yaitu : Sekrup Pedikel Bilateral (SPB), sekrup pedikel
pada ujung proksimal, apex, ujung distal end sisi konkaf (PAD), dan PAD
ditambah kawat sublaminar pada sisi konkaf (PAD+SW).
Metode. Tiga kelompok model tulang belakang scoliosis Lenke I Synbone®
dipasang instrumentasi posterior konfigurasi SPB, PAD, PAD+SW dengan
masing masing 5 buah sampel. Setiap kelompok dilakukan uji static test dengan
diberikan gaya aksial secara gradual 50N, 100N, 150N, 200N dengan alat
Tensilon® AMD RTF-1310 buatan Jepang dengan pencatat dial indicator
Mitutoyo buatan Jepang, lalu diukur pergeseran seluruh segmen yang terpasang
instrumentasi posterior secara keseluruhan. Kekakuan yang ditandai dengan loaddisplacment
di ukur dan dianalisa.
Hasil. Kelompok SPB sebagai standar emas menunjukan pergeseran paling kecil,
diikuti dengan PAD+SW dan PAD. Didapatkan perbedaan yang bermakna dalam
hal pergeseran antara kelompok SPB, PAD dan PAD+SW pada gaya 50N
(p<0.001), 100N (p<0.001), dan 200N (p<0.001), dan tidak bermakna pad agaya
150N (p=0.086). Didapatkan pula perbedaan yang bermakna dalam hal kekakuan
antara kelompok SPB, PAD dan PAD+SW pada gaya 50N (p=0.002), 100N
(p<0.001), dan 200N (p<0.001), dan gaya 150N (p<0.001).
Simpulan. Pada uji biomekanik dengan static test menunjukan terdapat hubungan
yang signifikan antara displacement dan kekakuan pada instrumentasi posterior.
Kelompok SPB memberikan hasil paling kaku dibanding PAD+SW dan PAD.
Densitas sekrup pedikel yang rendah berakibat berkurangnya kekakuan dari
instrumentasi posterior. Penambahan kawat sublaminar dapat secara signifikan
meningkatkan kekuatan.

ABSTRACT
Introduction. Biomechanical construction test of posterior instrumentation for
scoliosis correction is needed to evaluate the reliability and instrumentation
performance. Latest biomechanical testings have validated bone model as a
suitable substitute. Low sekrup pedikel density can correct without significant
complication. This study compared biomechanics of three posterior
instrumentations: Bilateral pedicle screw (BPS), pedicle screw on proximal end,
apex, distal end concave side (PAD), and PAD with sublaminar wire at the
concave side (PAD+SW).
Method. Three groups of vertebral model of Scoliosis Lenke I Synbone® is
equipped with configurations of 15 samples posterior instrumentations divided
into three groups of BPS, PAD, PAD+SAW. Each of the static test is given axial
force gradually from 50N, 100N, 150N, and 200N using Tensilon® AMD RTF-
1310 from Japan, with dial indicator Mitutoyo, Japan,. Total displacement were
measured for each groups. Stiffness were also analyzed using load-displacement
ratio.
Result. BPS as the current gold standard showed minimal displacement, followed
by BPS, PAD and PAD+SAW for 50N (p<0.001), 100N (p<0.001), and 200N
(p<0.001) force, and was not significant for 150N (p=0.086). There was also
significant difference between the stiffness of BPS, PAD and PAD+SW for 50N
(p=0.002), 100N (p<0.001), 150N (p<0.001) and 200N (p<0.001)
Consclusion. For biomechanical testing with static test, type of posterior
intrumentations showed significance relationship with displacement and stiffness.
BPS groups were more rigid compared to PAD+SW and PAD. Low density of
sekrup pedikel resulted in the decrease of stiffness and posterior instrumentation.
Kawat sublaminar addition significantly added the strength.

 File Digital: 1

Shelf
 SP-Hendar Nugrahadi Priambodo.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : SP-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2016
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xiii, 51 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
SP-pdf 16-17-386433319 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20435273