ABSTRAK Latar Belakang:Beberapa penelitian terakhir menunjukkan adanya hubunganantara diabetes melitus tipe 2 (DMT2) dengan kejadian hipotiroid subklinis(HSK). Penelitian lain menunjukkan bahwa pada DMT2 yang disertai HSK,angka kejadian retinopati ternyata lebih tinggi dibanding pada DMT2 yang tanpadisertai HSK. Pasien HSK sendiri diketahui mempunyai risiko tinggi terhadapkejadian dislipidemia. Bagaimana hubungan antara dislipidemia dengan retinopatipada pasien DMT2 dengan HSK, sampai saat ini masih belum diketahui.Tujuan: Mengetahui proporsi HSK pada pasien DMT2, hubungan antara HSKdengan kontrol glukosa darah, HSK dengan dislipidemia, serta hubungan antaradislipidemia dengan kejadian retinopati pada pasien DMT2 dengan HSK..Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang. Sampel adalahpasien dewasa yang sudah didiagnosis DMT2 minimal 1 tahun, yang berobat kepoliklinik rawat jalan Divisi Metabolik Endokrin RSCM yang memenuhi kriteriainklusi. Data-data yang dikumpulkan adalah kontrol glukosa (HbA1c), profil lipid(kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida), TSHs, fT4 dan data retinopati. Datadiambil dari rekam medis maupun pemeriksaan laboratorium.Hasil: Proporsi penyakit HSK pada pasien DMT2 sebesar 7.2 % dan sebagianbesar berusia di atas 60 tahun. Tidak didapatkan perbedaan proporsi antara lakilakidan perempuan. Dari analisis didapatkan pasien DMT2 dengan kontrol guladarah yang buruk (HbA1c >7) memiliki risiko 3,664 kali lebih besar mengalamiHSK dibanding dengan pasien DMT2 yang gula darahnya terkontrol baik(p:0,010). Pada pasien DMT2 dengan HSK yang disertai dislipidemia, risikoterkena retinopati 2,76 kali lebih besar dibanding pasien tanpa dislipidemia(p:0,014).Simpulan:Terdapat hubungan bermakna antara HSK dengan kontrol gula darah(HbA1c) pada pasien DMT2. Terdapat hubungan antara HSK dan dislipidemiapada pasien DMT2. Terdapat hubungan antara dislipidemia dengan kejadianretinopati pada pasien DMT2 dengan HSK. ABSTRACT Background: Some recent studies suggest that there is a link between type 2diabetes mellitus (T2DM) and the incidence of subclinical hypothyroid (SCH).Other studies have shown that if a T2DM is accompanied SCH, the incidence ofretinopathy was higher than in the T2DM without SCH. SCH patients themselvesare known to have a high risk of occurrence of dyslipidemia. The the relationshipbetween the incidence of dyslipidemia and retinopathy in patients with T2DMwith SCH, is still unknown.Objective: To determine the proportion of SCH in patients with T2DM, therelationship between SCH and glycemic control (HbA1c), SCH withdyslipidemia, and dyslipidemia with the incidence of retinopathy in T2DMpatients with SCH.Methods: The study design used is cross sectional. Sample were adult patientswho have been diagnosed with T2DM at least 1 year, who went to the outpatientward of Metabolic Endocrine Division, Cipto Mangunkusumo Hospital. Collecteddata include glycemic control (HbA1c), lipid profile (total cholesterol, LDL,HDL, triglycerides), TSHs, FT4 and retinopathy data. Data were retrieved frommedical records and laboratory tests.Results: The proportion of SCH in patients with T2DM 7.2%, and mostly agedover 60 years. There were no differences in the proportion between men andwomen. From the analysis reveals the T2DM patients with poor blood sugarcontrol (HbA1c >7) had 3.664 times greater risk of developing SCH comparedwith T2DM patients with well-controlled blood sugar (p:0.010). In patients withT2DM with SCH accompanied dyslipidemia, retinopathy risk 2.76 times greaterthan patients without dyslipidemia (p:0.014).Conclusion: There is a significant relationship between the SCH and glycemiccontrol in patients with T2DM, SCH and dyslipidemia and also betweendyslipidemia and retinopathy in T2DM patients with HSK. |