Pada suatu industri pengolahan plastik, sebuah komponen bernama driven shaft patah kemudian diteliti di laboratorium B2TKS untuk dicari penyebab keruusakannya. Penelitian dilakukan meliputi pemerikasaan visual, makrogafi, mikrografi menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope), metalografi, uji kekerasan dan komposisi kimia serta pengujian Energy Dispersive X-ray Spectrometer pada benada uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permukaan patahan sudah terdeformasi karena saling berbenturan, namun masih dapat ditemukan bukti bukti perpatahan lelah (fatigue) seperti beach mark dan striation. Hasil penelitian juga menujukkan bahwa perpatahan terjadi tepat di daerah batas perubahan diameter shaft dimana terdapat konsentrasi tegangan yang tinggi. Dari perbandingan luas permukaan dimana area permukaan patahan sisa lebih luas dari area perambatan retak membuktikan bahwa beban operasi yang dialami driven shaft ini cukup besar. Jadi kerusakan driven shaft adalah adanya daerah yang mempunyai konsenntrasi tegangan yang tinggi yaitu pada daerah perubahan diameter bersamaan dengan beban operasi yang cukup besar. |