Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi makna diri anggota geng motor, pengharapan anggotageng motor akan diri yang ideal, dan dinamika pembentukan makna diri geng motor yang meliputi latar belakangkomunikasi dengan keluarga, sesama anggota geng motor, dan lingkungan sekitar mereka. Kejahatangeng motor selalu meresahkan masyarakat karena kebrutalannya dalam merusak dan membunuh korbantanpa alasan yang jelas. Pola kejahatannya sama, yaitu dengan mengendarai sepeda motor, mereka merusakdan merampok mini market atau mengejar korban yang tidak bersalah, melukai atau bahkan membunuhnya.Melalui wawancara mendalam terhadap sembilan informan, penelitian ini mencoba membangun realitasgeng motor di Kota Bandung. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebelum bergabung dengan geng motor,mereka melihat dirinya biasa saja, namun setelah bergabung dengan geng motor mereka merasa diri “pangaingna”. Anggota geng motor secara kognitif sebenarnya menyadari kalau diri yang ideal adalah menjadi“pemuda baik-baik” seperti yang diharapkan masyarakat. Namun, interaksi dengan teman-teman dalam gengmotornya membuat mereka berperilaku “ideal” versi kelompok itu. Selain itu, tidak sepenuhnya benar anggapantentang anggota geng motor berasal dari keluarga “broken home” namun, komunikasi dalam keluargamemang sangat minim. |