Media massa sebagai media informasi publik menjadi media promosi bagi artis untuk mendapatkanpopularitas dan keuntungan secara finansial. Seringkali artis menuntut dirinya sendiri untuk kooperatifdengan wartawan, awak media yang akan menampilkan realitas simbol-simbol yang diterimanya pada saatmelakukan wawancara. Bagaimana artis memahami citra dirinya yang ditampilkan di media massa, bagaimanaartis mempersiapkan penampilan citra dirinya di hadapan wartawan (back stage region), bagaimana artismenampilkan citra dirinya di hadapan wartawan (front stage region), dan bagaimana artis memahamipopularitasnya di publik sebagai dampak dari pemberitaan yang dibingkai wartawan di media massa (outstage region) menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini. Untuk mengungkapkan pengelolaan kesanartis dalam media massa, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teori dramaturgi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang paling mempengaruhi citra diri artis adalah orang-orang sekitaryang berinteraksi dengan dirinya, karena interaksi tersebutlah yang akan menjadi realita. Realita tersebutharus mampu dibingkai artis menjadi bagian dari citra dirinya. Sebelum berhadapan dengan wartawan untukdiwawancara, artis melakukan beberapa persiapan untuk menampilkan citra diri yang positif di hadapanwartawan. Artis memahami sepenuhnya makna popularitas bagi dirinya. Citra diri yang ditampilkan olehartis, jika dibingkai secara positif oleh wartawan dalam berita di media massa, maka akan memberi kesanpositif juga oleh publik. Jika sebaliknya, maka publik juga yang akan menolaknya. Berita di media massamembawa dampak popularitas yang besar bagi artis. Artis membutuhkan popularitas untuk dapat bertahandalam menjalankan profesinya. Selain itu, artis juga mendapatkan berbagai keuntungan baik secara materimaupun immateriil sebagai dampak dari popularitas yang diperolehnya. Artis selalu berupaya memeliharahubungan baik dengan wartawan sebagai mitra kerjanya. |