Perbedaan efektifitas perawatan luka antara menggunakan madu dengan ethacridine 0,1% terhadap perbaikan luka kusta di Rumah Sakit Kusta Sitanala Tangerang = The differences of wound care effectiveness between honey and ethacridine 0,1% as topical agent for leprosy wound healing process at Sitanala Leprosy Hospital, Tangerang / Toto Subiakto
Toto Subiakto;
Krisna Yeti, supervisor; Rr. Tutik Sri Hariyati, examiner
(Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008)
|
ABSTRAK Penyakit kusta pada stadium lanjut sering disertai luka kusta yang terjadi akibat kerusakan sarafperifer sehingga terjadi kehilangan sensitifitas sensorik. Luka kusta yang terjadi pada pasienpenyakit kusta sangat sulit disembuhkan karena pasien datang ke tempat pelayanan kesehatantelah mengalami kondisi yang berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaanefektifitas perawatan luka antara menggunakan madu dengan ethacridine 0,1% terhadapperbaikan luka kusta di Rumah Sakit Kusta Sitanala Tangerang. Penelitian ini mengunakanequivalent pretest-posttest control group design. Jumlah sampel penelitian 16 responden terdiridari 8 responden kelompok madu(intervensi) dan 8 responden kelompok ethacridine 0,1%(kontrol). Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling dan acak sederhana. Analisisdata yang digunakan yaitu uji t independent. Hasil penelitian menunjukan responden perawatanluka dengan madu maupun ethacridine 0,1% terjadi penurunan skor luka rata-rata pada hari ke-6dan ke-12. Setelah diuji dengan uji t-independent test diperoleh madu lebih efektif dibandingkanethacridine 0,1%. Kesimpulan penelitian ini adalah perawatan luka menggunakan madu lebihefektif dibandingkan perawatan luka dengan ethacridine 0,1% terhadap perbaikan luka kusta.Saran penelitian yaitu perlu adanya kebijakan dari institusi pelayanan kesehatan untukmengakomodasi penggunaan madu sebagai topikal perawatan luka kusta. Perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut tentang topikal madu terhadap penyembuhan luka luka kusta. ABSTRACT Leprosy wound is one of chronic complication of leprosy disease, as the result of damagedperipheral nerve toward loss of sensation. The process of leprosy wound healing last longer. Theaim of this study was to evaluate the differences of effectiveness wound care between honey andethacridine 0,1% as a topical agent for leprosy wound healing at Sitanala Leprosy Hospital,Tangerang. Equivalent pretest-posttest control group design was used in this study. The samplesize were 16 patients with chronic wound, consisted 8 patients as intervention group and 8patiens as control group. Sample were selected by simple random and consecutive samplingtechnique. Correlation and t-independent test were used to examine the difference of wound careeffectiveness between honey and ethacridine 0.1% as topical agent. The result showed that Thehoney more effective than ethacridine 0.1% as topical agent in wound care of leprosy. Therewas decreased PUSH SCORE at 6th and 12th days after wound care to be done.Recommendations of this research that the health institution should accommodate honey to beused as topical agent. Further research about honey as topical agent in wound healing to beconducted. |
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text ; computer |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | volume |
Deskripsi Fisik : | xii, 73 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20438171 |