ABSTRAK Dalam perjalanannya, setiap perusahaan mengalami tahap operasi dimana manajemenindustri mengalami tingkat pertumbuhan penjualan yang lambat dan mengalami marjin laba yangmerosot karena industri tersebut berada dalam tahap kedewasaan industri atan tahappenurunan. Jika perusahaan berada dalam tahap pertumbuhan. manajemen harus menfokuskanterhadap peningkatan penjualan dan perluasan pangsa pasar dengan produk pokoknya tetapi,dalam akhir tahap kedewasaan atau dalam tahap periurunan, permasalahan pokok adalahbagaimana perusahaan akan hidup terus dalam masa depan dimana kegiatan dengan produkpokoknya tidak cukup untuk menjainin kelangsungan perusahaan.Dengan melakukan analisis strategis, manajemen perushaan dapan melihat ke masa depandan menyiapkan pemshaan untuk lingkungan yang dinamik. Manajemen dapat melihatkecenderungan kondisi industri mereka dalam jangka waktu yang panjang dan mengarahkebijsanaannya supaya perusahaan paling diuntungkan dalam keadaan yang tidak dapatdikendalikan.Manajemen PT X yang menghasilkan plester kayu lapis juga berada pada saat dimanaketidak pastian mengenai kelangsungan hidup cukup besar. Dengan melakukan analisis internperusahaan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam industri plester kayulapis seperti analisis pemasaran, keuangan dan akunting, analisis kecenderungan rasio keuangan,analisis Du Pont, analisis produksi dan mutu, dan analisis personalia dan organisasi, posisi PT Xdalam industri plester kayu lapis dapat disimpulkan bahwa mereka berada dalam posisi yangrelatif lemah yaltu kelemahannya lebih banyak dan pada kekuatannya. Dengan melakukananalisis daur hidup industri, industri plester kayu lapis berposisi dalam tahap kedewasaanmenuju ke tahap penurunan, dan analisis peluang dan ancamaan, yang diukur dengan analisislingkungan, persaingan, dan lain-lain, menyimpulkan bahwa PT X menghadapi ancaman yanglebih besar dari pada peluang. Menghadapi kondisi semacam ¡ni PT X perusahaan dapatmelakukan diversifikasi sebagai alat pertubuhan atau jalur keluar dan industri kayu lapis yangtidak mempunyai prospek bisnis yang cerah.Pada dasarnya ada dua jenis utama diversifikasi, yaitu: diversifikasi konsentrik dandiversifikasi konglomerat. Dan dua pilihan tersebut, PT X disarankan diversifikasi konsentrikdengan alasan kemudahan peralihan dan penguasaan teknologi. Diversifikasi Konsentrikmencerminkan peristiwa keluarnya secara mencolok suatu perusahaan dari basis operasinyaselama ini. Pada umumnya hal ini dilakukan dengan cara akuisisi perusahaan lain ataupengembangan internal suatu usaha yang terpisah., dengan kemungkinan-kemungkinansinergistik yang menyeimbangkan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dañ keduabidang usaha tersebut.Diversifikasi konsentrik melibatkan akuisisi perusahaan- perusahaan yang masihberhubungan dengan perusahaan pengakuisisi dalam hal teknologi, pasar, atau produk. Denganstrategi utama ini, bidang-bidang usaha yang dipilih harus mempunyai derajat kesamaan yangtinggi dengan bidang usaha saat ini. Diversifikasi konsentrik yang ideal terjadi ketika labagabungan kedua perusahaan meningkatkan kekuatan dan kesempatan bagi perusahaan sertamengurangi kelemahan serta resiko. Jadi, perusahaan yang mengakuisisi akan mencari bidangbidang usaha baru dengan karakteristik-karakteristik produk, pasar, saluran distribusi,teknologi, serta kebutuhan sumber-sumber yang mirip dengan apa yang dimilikinya selarna ini,dan yang menghasilkan sinergi, tetapi tidak merupakan saling ketergantungan secara total.Sebagal alternatif-alternatif diversifikasi konsentrik, penulis menguji beberapa industriyang berkaitan dengan inti bisnis PT X yaitu plester OPP, plester PVC, plester obat, danperekat sepatu dengan analisis kesempatan investasi. Kesimpulan dan analisis tersebut, pasaryang menunjukkan keadaan menguntungkan untuk memasuki bisnis baru adalah plester obatdan perekat sepatu dengan catatan perusahaan harus mempunyai kemampuan keuangan danakses teknologi. Akses leknologi bisa didapat melalui joint venture, atau licencing. |