ABSTRAK Salah satu kebijakan perusahaan yang sangat penting adalah manajemen strukturmodal, yaitu menentukan komposisi pemakaian hutang (debt) dan modal sendirl (equity).Mengapa demikian, karena struktur modal merupakan faktor komponen yang menentukanseberapa besar perusahaan dinilai oleh pasar. Itu sebabnya, teori struktur modal selalumenekankan sejauh mana pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan(value of the firm). Dan struktur modal yang dipilih adalah yang dapat memberikan nilaiperusahaan yang maksimal. Karena bagaimanapun juga, tujuan perusahaan adalahmengoptimalkan kesejahteraan para pemegang saham, dan kondisi itu akan tercapai jikanilai dari saham perusahaan itu maksimal. Pendekatan teori yang paling senang digunakan untuk melihat optimalisasi strukturmodal adalah konsep yang diajukan oleh dua ilmuwan Modigliani-Miller. Dan untukmemperkuat analisa dilengkapi dengan teori Agency Cost oleh Jensen & Meckling, sertateori Altman?s Model untuk melihat probabilita terjadinya kebangkrutan. PT.X adalah suatu perusahaan manufacturing di bidang industri pembuatan rantaisepeda motor. Merupakan salah satu anak perusahaan dari suatu group industri otomotifyang terkemuka di Indonesia. Berdiri tahun 1988, dan hingga tahun 1996 perusahaan inimemiliki kinerja yang cukup baik dan sangat stabil. Tentu saja kondisi ini didukung oleh iklimbisnis dan iklim usaha di masa itu. Kemudahan dalam mendapatkan external financing dandunia perbankan pada waktu itu juga menjadi salah satu kondisi yang dimanfaatkan denganbaik oleh, PT.X untuk mendukung kegiatan operasionalnya, seperti juga halnya kebanyakanperusahaan-perusahaan yang lain di Indonesia. Apalagi dengan berkembangnyakonglomerasi di Indonesia, membawa PT.X menjadi perusahaan industri rantai sepedamotor yang terbesar di Indonesia dengan share market mencapal +1- 80% pada tahun 1996 Namun sangat disayangkan, masih tingginya kandungan bahan baku impor yangdipakai oleh PT.X dan adanya pinjaman jangka panjang dalam US$, tidak urung membuatPT.X cukup merasakan pahitnya dampak krisis moneter yang melanda negeri ini. Meskipunsejak tahun 1999 industri kendaraan bermotor roda dua sudah mulal membaik dandiperkirakan akan terus mengalami peningkatan sekitar 30% per-tahunnya, namun nilaitukar rupiah terhadap mata uang asing masih tidak stabil. Untuk itu, sehubungan adanyaoutstanding debt dalam US$, PT.X dihadapkan pada dua pilihan : pertama, memintarescheduling jatuh tempo pembayaran atau kedua, menyeiesaikan pinjaman denganmencari tambahan dana melalui peningkatan modal. Karya akhir ini akan mencoba menganalisa kedua alternatif tersebut melalui analisastruktur modal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Rekomendasi alternatif yang akandiberikan kepada manajemen PT.X tentu saja yang dapat memberíkan nilai perusahaanyang maksimal. Tetapi di samping itu pula, manajemen struktur modal tidak dapatdipisahkan dari komponen-komponen manajemen keuangan yang lain. Karena di dalamsuatu perusahaan satu sama lain biasanya saling terkait. Selain juga untuk membantuanalisa secara lebih mendalam. Untuk itulah, dalam tulisan ¡ni juga akan dibahas beberapakebijakan keuangan perusahaan yang lain, seperti manajemen kas dan modal kerja,manajemen investasi dan kebijakan dividen. Sebelumnya, akan dilihat pula kinerjakeuangan PT.X selama sepuluh tahun terakhir (tahun 1990 ? 1999) dengan menggunakanrasio-rasio sebagai alat analisa. Secara umum, kinerja keuangan PT.X selama sepuluh tahun analisa dapatdikelompokkan dalam tiga periode, Periode tahun 1990-1996 menunjukkan kondisi yangrelatif stabil dan terkendali. Memasuki periode tahun 1997-1998 mulai terjadi penyimpangandari rata-rata rasio penode sebelumnya karena adanya Imbas krisis ekonomi. Periode tahun1999, rasio keuangan menunjukkan perusahaan mulai mengalami recovery. Analisa manajemen kas dan modal kerja menunjukkan PT. X melakukan pengelolaandengan menggunakan strategi pendanaan yang berubah-ubah dari periode ke periode,menyesuaikan dengan iklim bisnis dan usaha yang ada pada saat itu. Fleksibilitas seperti inirasanya memang diperlukan untuk industri otomotif yang relatif cyclical agar perusahaanbisa survive. PT.X cukup intensif melakukan investasi pada sektor real asset, khususnyapada mesin-mesin produksi dan peralatannya, dalam rangka memenuhi target kapasitasproduksinya. Pada tahun 1998, selain untuk peralatan dan perabotan kantor, kegiataninvestasi lain nyaris tidak ada sama sekali, karena adanya ketentuan larangan investasi dankreditur. Sedangkan untuk kebijakan dividen, PT.X menerapkan sistim residual decision ofdividen, dimana pembayaran dividen baru dilakukan jika tidak ada peluang investasi yangmenjanjikan. Hasil simulasi dan pendekatan kuantitatif nilai perusahaan menunjukkan, keputusanpendanaan untuk proyeksi keuangan lima tahun ke depan (tahun 2000-2004), yang akanmemberikan nilai perusahaan yang maksimal adalah jika kebutuhan pendanaan dilakukanmelalui peningkatan equity dan bukan melalui debt. Meskipun alternatif ini tidaklah mudahuntuk diaplikasikan pada kenyataannya3, narnun hasil analisa ini diharapkan akanmemberikan masukan bagi manajemen PT.X untuk bisa Iebih aktif dalam menarik rnínatinvestor untuk meníngkatkan modal perusahaan dan tidak hanya bergantung kepadakreditur melalui hutang. . |