ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi pada dekade 80an hinggapertengahan 90an membawa sejumlah dampak positip seperti tingkat pertumbuhanekspor dan meningkatnya jurnlah investasi asing di Indonesia. Kondisi ini melahirkankebutuhan terhadap suatu layanan pengantaran dokumen dan barang ke berbagaitempat di dunia; terutama dari kalangan eksportir dan perusahaan multinasional yangberoperasi di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan ini hadirlah sejumlahperusahaan yang dikenal sebagai penyedia jasa kurir internasional. Membesarnya pasar potensial membuat semakin banyak pihak yang tertarikuntuk terjun ke industri jasa kurir internasional. Kondisi ini tidak terlepas darianggapan sebagian orang bahwa dengan modal yang relatif kecil maka seseorangsudah dapat memulai suatu usaha jasa kurir yang melayani wilayah tertentu.Kemudian apabila hendak melakukan pengiriman internasional, maka mereka cukupbekerjasama dengan sejumlah perusahaan kargo; baik di dalam maupun di luar negeri.karena itu menjamurlah perusahaan jasa kurir di Indonesia; Asperindo mencatat adalebih dari 700 buah perusahaan yang terdaftar, dengan layanan yang bervariasi mulaidan dalam kota hingga internasional. Beberapa perusahaan jasa kurir asing yang sudah bertahun-tahunberkecimpung di bidang ini ternyata juga tertarik dengan pasar Indonesia. Apabilapada pertengahan tabun 70an hanya ada DHL, maka pada dekade 80an muncul namanama seperti TNT, Federal Express (FedEx), United Parcel Service (UPS), danAirborne Express. Berbeda dengan perusahaan jasa kurir lokal, para pemain asing inidatang dengan sumberdaya dan kapabilitas yang sangat besar. Mulai dari segi armadauntuk kegiatan operasional, fasilitas pendukung di berbagai negara, teknologíinformasi yang canggih, hingga sumberdaya keuangan. Karena itu tidaklahmengherankan apabila persaingan diantara mereka berlangsung sangat ketat; terlebihmengingat kemampuan yang dimiliki nyaris setara. Sehubungan dengan kondisi persaingan yang terjadi, maka penelitiandilakukan terhadap PT flirotika Semesta selaku pemegarig lisensi DHL di Indonesia.Tujuannya agar dapat mengetahul dan menganalisa Iangkah-Iangkah yang telahdilakukan untuk mempertahankan pangsa pasarnya saat ini. Diharapkan hasil analisadapat menjadi bahan untuk memberi masukan berharga dalam penyusunan strategipemasaran DHL di Indonesia. Metode penelitian dilakukan secara Exploratory yaitu penelitan tidakterstruktur, informal, dan bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai sifatumum dari suatu masalah. Data yang dikumpulkan berupa data-data sekunder; baikyang berasal dari dalam maupun luar perusahaan, serta wawancara dengan sejumlahorang yang dlanggap mengetahui tentang masalah ini. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa pasar jasa kurir di masa mendatangdapat terus berkembanig. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekspor, nilaiinvestasi asing, serta munculnya transaksi perdagangan elektronlk melalui Internet.Daya tarik industri ini didukung pula oleh analisa ¡ndustni dengan Porter ?scompetitive forces yang menunjukkan tingginya potensi keuntungan pada industri jasakurir intemasional; karena kekuatan yang tinggi hanyalah persaingan antar pemainyang ada. Segmentasi bagi produk DHL dibedakan antara untuk pasar konsumsi danpasar industri. Pada pasar konsumsi digunakan segmentasi demografis danberdasarkan rnanfaat yang diberikan. Sedangkan untuk pasar industri dilakukandengan segmentasi makro dan mikro. Kendala terbesar yang dihadapi dalampenelitian ini ialah sulitnya memperoleh data untuk melakukan segmentasi di pasarindustri, karena data yang ada sangat terbatas atau sulit diperoleh. Pemilihan pasarsasaran (targeting); baik di pasar konsumsi maupun industri, didasarkan padakemampuan daya beli dan kebutuhannya. Pertimbangan ini penting mengingat bahwapositioning yang ditawarkan perusahaan ialah secara fungsional, jadi menawarkankecepatan, keamanan, dan ketepatan waktu. Temuan menunjukkan bahwa persaingan antar pemain teradi pada tingkataugmented product berupa manfaat atan fitur tambahan bagi pelanggan. Misalnyaberbagai kemudahan dalam proses pengiriman dan pelacakan lewat Internet. Faktorharga tampaknya bukan merupakan faktor penentu persaingan. Dari segi distribusimenunjukkan perlunya dibuat outlet ban di sejumlah daerah potensial. Sedangkandari segi promosi tampaknya ada masaiah berupa rendahnya awareness di pasarkonsumsi. Kondisi ini mengharuskan DHL untuk melakukan berbagai upaya promosisecara lebih efektif dan efisien. Kelemahan utama dari penelitian ini ialah tidak diperolehnya persepsikonsumen mengenai kualitas jasa atan pelayanan yang diberikan DHL Indonesia.selain itu data-data dan perusahaan pesaing juga sangat terbatas. Kedua hal ini masihdiperparah lagi oleh kenyataan bahwa banyak pelanggan perusahaan yang memintapetayanan khusus. Akibatnya informasi menjadi sangat tidak lengkap, sehingga tidakdapat dibuat suatu peta persepsi pelanggan (perceptual map) mengenai posisipersaingan perusahaan jasa kurir intemasional ataupun suatu tabel perbandingan antarperusahaan yang bermakna. |