Aktifitas pekerjaan sektor meubel banyak menghasilkan debu kayu sebagai efek samping dari proses pekerjaan. Kegiatan meubel di sektor informal kel Kahuripan sebagian besar dilaksanakan di pemukiman dan tempat kerja yang tidak terpisah dari rumah tinggal. Hal ini bisa menimbulkan gangguan kesehatan terutama pada kelompok balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar debu di lingkungan pemukiman dengan gangguan kesehatan pada balita. Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sctional. Sampel sebanyak 51 orang diambil dari populasi sebanyak 126 orang balita. Hasil pengukuran kadar debu di lingkungan pemukiman menunjukan 74,5% tempat tinggal balita mempunyai kadar debu melebih standar, kadar debu berkisar antara 52 µg/Nm3 sampai 1508 µg/Nm3 . Sebanyak 30 balita (58,8%) mengalami gangguan kesehatan berupa kejadia infeksi saluran pernapasan. Hasil analisis Chi-square (p< 0,05) menunjukan ada hubungan antara kualitas udara permukiman dengan kejadian ISPA pada balita di sekitar industri mebeul kelurahan Kahuripan kota Tasikmalaya. Disarankan agar masyarakat membuat sekat pemisah antara rumah tinggal dengan ruangan tempat pengerjaan meubel. |