Analisa konekeksititas kointegrasi variabel ekonomi moneter bank sentral di Indonesia
Chairul Fikri;
Bambang Hermanto, supervisor; Ronny K. Hermajanto Moentoro, examiner
([Publisher not identified]
, 2001)
|
ABSTRAK Panik, itulah satu kata yang bisa kita ucapkan ketika bulan Juil 1997 dampakkrisis moneter mata uang Baht Thailand mulai terasa di Indonesia. Mulal bulan itu pula,struktur dasar perekonomian Indonesia mulai tergoncang secara cepat Hal ini diawalidengan ditutupnya beberapa perusahaan perbankan, baik itu bank milik pemerintahmaupun bank milik swasta secara bergiliran. Laiu kecemasan timbul dari pihak nasabahbank yang ditutup tersebut akan keamanan investasi uangnya pada bank yang selama inimereka percaya. Lalu Bank Indonesia sebagai otoritas tertinggi perbankan di Indonesia,mulal tampak kewalahan akan dampak kebijakkan moneternya yang kadangkala tidaksesuai dengan yang direncanakan semula akibat berubahnya struktur dasar perekenomianIndonesia. Pada saat itu, hampir semua institusi pemerintah dan swasta serta masyarakatUmumya, menjadi panik akan keadaan ini. Sehingga ekonomi Indonesia mulaimemasuki periode krisis yang kita sebut dengan krisis moneter.Bank Sentral, dalam hal ini Bank Indonesia, adalah lembaga keuangan milikpemerintah yang bertugas mengatur sistem perbankan nasional dan mengatur urusanurusan keuangan lainnya dalam bentuk kebijakkan ekonomi Bank Sentral. Biasanyafokus utama dari Bank Sentrai adalah bagaimana mempertahankan nilai tukar Rupiahterbadap mata uang asing terutama hard currency money yaitu US dollar. Lembaga inijuga sebagai pedoman perbankan nasional dalam menjalankan usahanya dimanakredibilitas dan bentuk kebijakkan yang dikeluarkan akan sangat membantuberkembangnya dunia usaha perbankan dan dunia usaha. Indonesia sebagai negara besar yang cukup rentan dengan perubahan globalisasiini, haruslah mernpunyai suatu pedoman informasi jangka panjang koneksititas danvariabel-variabel ekonomi moneter yang penting misalnya dari variabel tingkat inflasi,tingkat suku bunga, uang beredar, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar Rupiahterhadap US Dollar, sehingga aspek prakiraan dari volatilitas dan prilaku variabeltersebut dimasa datang dapat terdeteksi oleh dunia perbankan. Karena bila informasi yangdihasilkan tidak dapat terdeteksi maka hal ini dapat menggoyahkan struktur dasarperekonomian Indonesia.Hal yang mendasari untuk dapat memahami dan melakukan pendeteksianpergerakkan vaniabel-variabel tersebut adalah dengan melaksanakan pengamatan danprilaku vaniabel-variabel tersebut daiam jangka panjang melalui data historis time seriesvariabel tersebut. Dengan pengamatan tersebut dapat terlihat koridor long equilibriumyang akan dan mungkin terjadi dengan berdasarkan mekanisme prilaku jangka pendekdan variabel-variabel ekonomi tersebut. Hal ini akan menjadi bahan pelengkap dalampengambilan keputusan penting bagi perbankan dan dunia usaha dengan adanyainformasi yang tersirat dari proses kointegrasi. Ada suatu metoda yang dapat membantupemahamam prilaku variabel tersebut yaitu proses ECM (Error Correction Mechanism).ECM adalah model ekonometrik dari dua atau lebih data historis yang melibatkandata stasioner dan data tak stasioner didalamnya. Adanya gabungan data stasioner dandata tak stasioner secara matematis tidak dapat diterima. Oleh Engle Grangermembuktikan bahwa ada kombinasi linear dari data yang tak stasioner tersebutmempunyai sifat stasioner. Dua atau lebih data historis time series yang tak stasionertetapi mempunyal kombinasi linear yang stasioner dikatakan bahwa data historis timeseries tersebut terkointegrasi. Dampaknya dari pembuktian ini adalah memberikaninterpretasi yang lengkap dan analisis suatu data historis time series, karena dari modelECM yang diperoleh dapat juga dilakukari interpretasi dari suatu data historis time serieske data historis time series lainnya dalam kerangka keseimbangan jangka panjang dandinamikajangka pendeknya.Variabel-variabel ekonomi moneter tersebut sebenarnya dalam perjalanan menujukeseimbangan jangka panjang ternyata mempunyai hubungan kointegrasi antara sesamavariabel tersebut. Hubungan ini dapat dilihat nantinya sebagai koefesien variabel dalampersamaan jangka panjang kointegrasi. Pemahaman interpretasi akan arti persamaanjangka panjang tersebut akan membantu para pembuat keputusan atau kebijakkan dalamre-evaluasi keputusan masa depan secara berkala. Pemahaman interpretasi secara taklangsung dapat kita lakukan dengan memperhatikan data historis time series dari masingmasing variabel tersebut. Oleh sebab itu model Error Correction Mechanism akanmembantu kita dalam pemahaman interpretasi persamaan jangka panjang secara langsungsebagai pelengkap pemahaman kita sebelumnya.Kesimpulan yang dapat diambil dari pemahaman interpretasi secara langsungataupun tak langsung dan pesamaan jangka panjang kointegrasi nantinya ialah bahwaperilaku pergerakkan vaniabel ekonomi moneter jangka panjang dapat digunakan sebagaibasis keputusan strategis dari ekonomi Indonesia dengan memperhatikan kendala-kendalajangka pendek dan perjalanan vaniabel tersebut untuk menuju keseimbangan jangkapanjang. Model persamaan yang dihasilkan dari proses ECM ini dapat dianalisa berapabesar pengaruh vaniabel jangka pendek untuk membawa keseimbangan jangka panjangvariabel itu sendiri. |
T1780-Chairul Fikri.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2001 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xiii, 78 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-351219287 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20438922 |