ABSTRAK Umumnya penelitian empiris dalam bidang bisnis dan ekonomimengungkapkan berbagai hubungan ekonomi dengan model persamaan tunggal(single equation type). Dengan model ini variabel tergantung (dependent variable) Ydinyatakan sebagal fungsi linier dari satu atau lebih variabel (variabel eksplanatori X).Asumsínya adalah hubungan sebab dan akibat yang terjadi antara Y dan Xmerupakan hubungan satu arah. Variabel eksplanatori sebagai sebab dan variabeltergantung sebagai akibat. Bagaimanapun, ada situasi dimana terdapat hubungan dua arah diantarabeberapa variabel ekonomi; dimana satu variabel ekonomi mempengaruhi variabelekonomi lainnya dan sebaliknya. Seperti dalam regresi antara harga saham P danpendapatan (earnings) E, metode persamaan tunggal (single equation methodology)mengasumsikan secara implisit bahwa harga saham P dipengaruhi oleh pendapatanE, sehingga dilakukan penelitian seberapa besar pengaruh E tertiadap P. Tapi apayang terjadi jika pendapatan juga dipengaruhi oleh harga saham? Dalam kasus ini,analisa regresi dengan metode persamaan tunggal menjadi bias, karena pdipengaruhi oleh E dan E dipengaruhi P, sehingga perlu dipertimbangkan duapersamaan, satu untuk melihat pengaruh P terhadap E dan persamaan lainnya uritukmelihat pengaruh E terhadap P. Hal ¡ni menyebabkan perlu dipertimbangkannya?simultaneous equation model? Beberapa peneliti hubungan price-earnings terdahulu, seperti Ball dan Brown(1968), Beaver, Clarke dan Wright (1979), Kothari dan Soan (1992) serta Beaver,Lambert dan Morse (1980) menyatakan bahwa hubungan price-earnings dapatdijelaskan dengan model persamaan tunggal (single equation). Tetapi Beaver,McAnally dan Stinson (1996) mengklaim bahwa hubungan price-earnings tidak dapatdijelaskan dengan single equation, karena persamaan single equation earnings danprice akan bias dan tidak efisien sehingga price dan earnings harus diprediksi denganpendekatan persamaan simultan (simultaneous equation approach). OIeh karena itu, pada penelitian ini ingin diuji kembali dengan data diIndonesia : apakah dalam hubungan price-earnings, model persamaan simultan(simultaneous equation model) mempunyai karakteristik sebagai prediksi yang lebihbaik daripada penggunaan model single equation. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Beaver, McAnally dan Stinson (1996),bahwa bias pada persamaan simultan (simultaneous equation) memotivasidilakukannya permodelan persamaan untuk perubahan harga dan perubahanearnings. Bagian ini dimulai dengan suatu pengujian tentang adanya endogenifypada perubahan harga dan perubahan earnings dan kemudian pengujian bias padakoefisien sensitifitas. Pengujian selanjutnya adalah untuk mengetahui bagaimanaparameter estimasi bervariasi pada 3 pendekatan estimasi, yaitu ordinary leastsquare (OLS), two-stage least square (2SLS), dan weighted two-stage least square(W2SLS). Estimasi OLS menjadi benchmark bagi pengukuran persamaan simultan(simultaneous equation). Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali apa yang telah dilakukan olehBeaver, McAnally dan StinsOn untuk menganalisis model persamaan simultan(simultaneous equation approach) dalam studi hubungan price-earnings. SecaraSpesifik ingin diketahui apakah terdapat endogenelty antera kedua variabel tersebut.Dengan demikian dalam hubungan price-earnings yang adalah model persamaansimultan (simultaneous equation model) dapat digunakan sebagai prediksi yang lebihbalk daripada penggunaan model single equation. Dari hasil pengujian terhadap hubungan price-earnings yang dilakukan, dapatdilihat bahwa, walaupun R square relatif meningkat dengan penggunaan pendekatanpersamaan simultan, tetapi peningkatan ini sangat variatif setiap tahunnya, demikianjuga yang terjadi pada pengujian dengan pooled sehingga sulit untuk mengambilgeneralisasi dan hasil pengujian. Disamping itu hasil pengujian pada produk a1 danB1 nilainya tidak signifikan hampir di setiap periode waktu, baik pada pengujianmenggunakan OLS, 2SLS maupun W2SLS, hanya pada tahun tertentu nilainyasignifikan sehingga dapat dikatakan bahwa pada sampel penelitian ¡ni hasil pengujianhubungan price-earnings terhadap 64 sampel perusahaan di Bursa Efek Jakarta jikadiprediksi dengan metode persamaan simultan (simultaneous equation method)belum dapat dibandingkan dengan metode single equation sehingga tidak dapatdiambil kesimpulan. Namun dari perkalian a1 dan B1 ternyata a1 B1 dari metode OLSadalah lebih tinggi daripada a1 B1 dengan metode 2SLS dan W2SLS. Dengandemikian persamaan simultan tidak mempunyal karakteristik yang dapat mengurangibias dan tidak menambah efisiensi dalam estimasi parameter koefisien hubunganprice dan earnings, sehingga klaim bahwa hubungan price-earnings mempunyaikarakteristik sebagai persamaan simultan tidak didukung hasil penelitian ini. |