:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Privatisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) ; Irlita Findyasari

Irlita Findyasari; Ronny K. Hermajanto Moentoro, examiner; Sofjan Assauri, supervisor ([Publisher not identified] , 2002)

 Abstrak

ABSTRAK
Isu globalisasi telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Para pelaku
bisnis mulai melakukan berbagai persiapan untuk menyambutnya. supaya dapat terus
bertahan dengan suasana persaingan yang akan Iebih kompetitif Pada saat era
perdagangan bebas ini mulai berjalan. batasan antar negara akan menjadi maya karena
berbagai kebijakan yang bersifat membatasi masuknya pemain asing ke suatu negara
akan semakin berkurang sampai akhirnya tidak ada sama sekali. Bisnis lintas negara akan
semakin terbuka. Pemain lokal yang selama ini telah terbiasa berlidung dibalik
kebijakan proteksi dari Pemerintah, harus siap untuk menghadapi pesaing-pesaing.
termasuk pesaing asing yang tentunya memiliki teknologi yang Iebih tinggi
Untuk memulihkan perekonomian Indonesia, Pemerintah mengajukan
permohanan bantuan ke badan-badan keuangan dunia. Privatisasi Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) merupakan salah satu syarat yang diajukan oleh IMF dalam Letter of
Intent (LoI) dalam memberikan pinjaman ke Indonesia. Pemenintah menargetkan Rp 6.5
trilyun didapatkan dari privatisasi pada tahun 2000 dengan tidak ada realisasi sama
sekali. Pada tahun 2001, kembali ditargetkan pendapatan dari privatisasi BUMN sebesar
Rp 6.5 trilyun. Sepertinya target ini juga tidak dapat tercapai karena sampai Oktober
2001 realisasi yang diperoleh dari privatisasi BUMN masih nol.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) adalah satu-satunya badan usaha milik
negara yang berperan sebagai pemegang hak distribusi dan transportasi gas di Indonesia
Setelah melalui beberapa tahap perkembangan, PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dengan tugas sebagai perusahaan yang menyelenggarakan pengembangan dan pendistribusian gas bumi di dalam negeri. Dalam melaksanakan tugas tersebut, PGN telah beroperasi dalam 6 wilayah kerja, yaitu Medan. Jakarta, Bogor, Cirebon, Surabaya, dan Jambi yang baru dibuka pada tahun 1998. Sejak wilayah kerja Jambi, yang biasa disebut Unit Transmisi Sumatera tengah beroperasi penuh pada Oktober 1998, volume gas yang ditransportasikan PGN meningkat pesat dan memperkuat posisi PGN sebagai badan usaha milik negara dalam bisnis distribusi dan transportasi gas.
Dalam bisnis distribusi gas, PGN terlibat dalam pembelian gas dari pemasok dan penjualan gas kepada konsumen. Pendapatan bagi PGN diperoleh dari margin antara penjualan dan pembelian. Transportasi gas dapat didefinisikan sebagai jasa penyaluran gas bumi ke pihak ketiga melalui jaringan pipa milik PGN dan atas jasa tersebut PGN memperoleh pendapatan. Pendapatan diperoleh dari biaya penyaluran gas yang dibebankan kepada pemasok yang biasa disebut toll fee.
Sebagai salah satu usaha pengembangan jaringan pipa gas, PGN merencanakan
akan membangun jaringan pipa dan Grissik menuju Batam dan Singapura sepanjang 436
km dengan diameter 28 inci yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2003.
Berdasarkan perjanjian yang telah disepakati gas yang akan disalurkan adalah sebesar
402.5 mmscfd selama 20 tahun dengan tarif USI) 0.69/mscfd.
Untuk niendapatkan dana yang dibutuhkan dalam melakukan investasi ini, PGN
telah merencanakan untuk melakukan privatisasi, yaitu proses pelepasan kepemilikan
saham dari pemerintah kepada swasta atau publik. Privatisasi sendiri dapat dilakukan
melalui beberapa cara yang secara garis besar dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
Penawaran kepada Publik (Public Offering), Penjualan kepada Swasta (Private Sales).
Penawaran kepada Manajemen dan Konsesi atau Perjanjian Kerja Sama. Mengenai
metode privatisasi yang akan dilakukan oleh PGN. akan dipilih berdasarkan hasil analisa
Iingkungan internal dan eksternal PGN, keadaan perekonomian di Indonesia sendiri sena
tujuan PGN dalam melakukan privatisasi.
Tulisan ini bertujuan untuk menemukan metode pelaksanaan privatisasi yang
tepat bagi PT Perusahaari Gas Negara (Persero) sesuai dengan visi, misi serta lingkungan
internal dan eksternal perusahaan.
Dan analisa didapatkan bahwa PGN memilìki kekuatan karena selama ini masih
mendapatkan hak monopoli untuk penyaluran gas bumi di dalam negeri dan Pemerintah.
Menjelang diberlakukannya Undang-Undang Migas yang baru, PGN dimana akan
terdapat konsep “Unbundling”, membuat PGN harus memilih akan berfokus di bidang
usaha yang mana. Dan untuk mempersiapkan diri menghadapi era perdagangan bebas
dimana akses akan terbuka bagi para pemain asing di Indonesia, PGN harus memperkuat
dirinya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pengelolaan gas bumi
Dengan meninjau lingkungan internal dan eksternal PGN, serta situasi yang saat
ini berjalan di lingkungan bisnis Indonesia, disarankan agar PGN melakukan privatisasi
dengan mengundang mitra strategis. Pada kesempatan pertama ini, juga disarankan agar
PGN membentuk anak perusahaan transmisi dalam rangka mempersiapkan diri
menghadapi pemberlakuan Undang-Undang Migas yang baru. Selain itu, PON juga dapat
merambah bidang usaha yang lain dalam pengelolaan gas bumi di Indonesia untuk
memperkuat posisi PGN sebagai perusahaan pengelola gas bumi di Indonesia.

 File Digital: 1

Shelf
 T1796-Irlita Findyasari.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T1796
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2002
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xi, 79 pages ; illustration : 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T1796 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20438971