ABSTRACT Berbagai penelitian terhadap faktor-faktor yang menentukan return dan resikotelah banyak dilakukan. Capital Asset Pricing Model yang dikembangkan oleh Sharpe(1964), Lintner (1965) dan Black (1972) telah lama membentuk cara pikir para praktisidan akademisi tentang return dan resiko. CAPM menjelaskan bahwa return yangdiharapkan dari suatu sekuritas merupakan suatu fungsi yang positif dan beta pasar danbeta mampu menjelaskan return suatu sekuritas. Akan tetapi, terdapat beberapa kontradiksi terhadap model Sharpe-Lintner-Blackini. Beberapa hasil-hasil penelitian yang dilakukan sehubungan dengan return dan resikomenunjukkan hasil yang berbeda. Banz (1981) menemukan bahwa market equityberpengaruh juga terhadap return. Return dan perusahaan kecil lebih tinggi dan betaestimasi dan return dari perusahaan besar lebih rendah dan beta estimasi. Penelitian yang dilakukan oleh Fama dan MacBeth (1973) menemukan bahwaukuran perusahaan, beta, book-to-market equity, book asset to market equity serta bookasset to book equity mampu menjelaskan rata-rata return saham. Stattman (1980) danRosenberg, Reid dan Lanstein (1985) menemukan bahwa return mempunyai hubunganpositif dengan rasio antara book value dan market value pada saham-saham Amerika.Kemudian, Cahn, Hamao dan Lakonishok (1991) menemukan terdapatnya suatuhubungan yang kuat antara hook-to-market equity dengan return pada saham-sahamJepang Selain itu, hasil penelitian Fama dan French (1992) juga mernmjukkan hasil yangsama. Penelitian yang dilakukan pada karya akhir ini bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel beta, size, book-to-market equity, book asset to market equity dan hookasset to book equity dapat menjelaskan cross-sectionaI rata-rata return saham diIndonesia, khususnya pada saham-saham LQ 45. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah multiple regression, dimana return dijadikan variabel dependensedangkan beta, size, book-to-market equity, book asset lo market equity dan book assetto book equity digunakan sebagai variabel independen. Dalam penelitian ini, sampel yang dipilih adalah sebanyak 36 perusahaan yangpaling sering muncul di LQ 45 seLama periode 1997 sampai dengan 2001, merupakan nonfinancial firm, dan tidak pernah mengalami negatif equity. Semua data disusun menjadiportofolio-portofolio berdasarkan urutan nilai variabel-variabel bebas untuk kemudiandiolah dengan menggunakan Software SPPS Student Version 10.0 for Windows. Hasil pengujian regresi return terhadap variabel beta saja ternyatamemperlihatkan bahwa beta mampu menjelaskan average return. Sedangkan pada saatregresi dilakukan terhadap efek size saja, hasil regresi menunjukkan size tidak signifikandalam menjelaskan return. Ketika dilakukan regresi return secara bersamaan antara sizedan beta, terlíhat babwa size tetap tidak signifikan. Namun, konsisten dengan hasìl regresisebelumnya, variabel beta sangat signifikan dalam menjelaskan rata-rata return. Pengujian regresi return terhadap book-to-market equity saja menghasiikankesimpulan bahwa vanabel In(BE/ME) ini tidak signifikan. Selanjutnya jika regresidilakukan secara bersamaan antara size dan book-to-market equity, terlihat bahwavariabel size dan book-to-market equity tidak relevan dalam menjelaskan average return. Selanjutnya, pengujian regresi return yang dilakukan terhadap book asset tomarket equity saja, diperoleh bahwa hook asset to market equity juga tidak signifikan.Demikian juga halnya pada saat variabel ln(ME) maupun In(A/ME) diregresikan secarabersamaan, maka hasil yang diperoleh adalah bahwa kedua variabel tersebut tidak relevandalam menjelaskan rata-rata return. Tidak berbeda dengan pengujian variabel leverage ln(A/ME) sebelumnya,variabel leverage book asset to book equity, ln(A/BE) juga tidak signifikansi dalammenjelaskan return. Hal yang sama juga terjadi pada saat variabeL In(A/BE) diregresikansecara bersamaan dengan size, maka terlihat ketika kedua variabel bebas tersebut tidakdapat menerangkan perilaku rata-rata return saham. Setelah dilakukan pengujian regresi return terhadap semua variabel independen,yang terlihat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan cross-sectionalrata-rata return hanyalah beta Sedangkan variabel indepeden lainnya (size, book-market equity, book asset to market equity dan book asset to book equity) tidak mampumenjelaskan rata-rata return saham. Secara bersamaan semua variabel bebas tersebutmampu menjelaskan rata-rata return sebesar 83,9%. Perbedaan yang terjadi antara hasil penelitian pada karya akhir ini dengan hasilhasil penelitian yang dilakukan oleh Fama dan MacBeth (1973), Fama dan French (1992)kemungkinan diakíbatkan oleh kondisi pasar yang berbeda, selain itu, periode penetitianYang dilakukan adalah pada saat dimana Indonesia mengalami krisis ekonomi sehinggaterdapat suatu ketidakstabilan dalam pasar di Indonesia. |