ABSTRAK dalam karya akhir ini adalah analisa strategi yang dipakai PT AstraInternational Tbk ? Toyota Sales Operation yang lebih dikenal dengan Auto 2000,dalam menghadapi tantangan globalisasi dan pemberlakuan kebijakan otonomidaerah di Indonesia, dengan tinjauan khusus pada produk unggulannya yaltu ToyotaKijang. Auto 2000 merupakan salah satu hasil dan strategi diversifikasi yang dilakukanoleh PT Astra Intemasionai Tbk (AI), dalam bidang usaha otomotif. Perusahaan ini(Auto 2000) berbentuk anak perusahaan yang mempunyai manajemen sendiri,dengan bidang usaha sebagai penyalur utama kendaraan bermerek ?TOYOTA? diIndonesia. Toyota Kijang, diklasifikasikan dalam kelompok kendaraan niaga,menjadi produk unggulan karena dari semua jenis kendaraan yang dipasarkan olehperusahaan (Auto 2000), Toyota Kijang yang menghasilkan keuntungan terbesar. Industri otomotif masih prospektif karena masih adanya kebutuhan akankendaraan di Indonesia, dan peluang baru dari era globalisasi dan kebijakanotonomi daerah. Dampak dari krisis yang baru saja berlalu menyebabkan bertambahnya pemaindalam industri ini, terutama pada sektor kendaraan niaga, yang berartibertambahnya pesaing untuk Toyota Kijang. Sementara itu tantangan globalisasiselain dilihat sebagai peluang pasar baru, juga merupakan ancaman bagi masuknyapesaing baru. Kondisi perekonomian dan stabilitas politik di Indonesia yang belumpasti, juga menjadi salah satu faktor eksternal yang diantisipasi. Dari tiga kurun waktu yang berbeda yaltu masa pra krisis, masa krisis dan masapasca krisis, mempunyai pola-pola lingkungan yang berbeda. Perusahaan (Auto2000) dan perusahaan induknya (AI) melakukan berbagal penyesuaian dalampelaksanaan strateginya. Pada masa pra krisis (sebelum tahun 1998), perusahaan berada pada masa-masajayanya. Penerimaan karyawan besar-besaran dan ekspansi cabang-cabangpenjualan dilakukan hampir diseluruh wilayah usaha. Pada masa ini perusahaanberusaha membangun citra yang kuat di benak pelanggan, dengan melakukanpenyempurnaan fasilitas penjualan, layanan purna jual dan pengembangan kualitassumber daya manusianya. Terjadinya kiisis moneter menyebabkan perusahaan harus melakukan efisiensiusaha, melalui penghematan biaya operasional rutin dan pengurangan karyawan.Beberapa lokasi usaha terpaksa harus ditutup. Pada masa ini perusahaan menitikberatkan pendapatan keuntungannya melalui pelanggan yang datang ke pelayananpurna jual, seperti bengkel dan suku cadang. Perusahaan juga melakukanpembinaan hubungan yang balk kepada pelanggan-pelanggan lama untuk tetapmenjaga citra perusahaan. Untuk mendukung penjualan yang menurun perusahaanmenyediakan jasa baru untuk mengurus perpanjangan STNK. Ketika krisis telah berlalu, temyata dampaknya belum sepenuhnya hilang, untukmemulihkan kembali operasional penjualan, perusahaan membuka kembali cabangcabang yang pernah ditutup dan melakukan pembinaan yang Iebih intensif kepadakaryawannya dengan mensosialisasikan filosofi perusahaan dan etika bisnis.
|