ABSTRAK Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan gerakan swasta masyarakatyang terpanggil untuk melakukan sesuatu yang nyata bagi masyarakat, terutama ekonomilemah. Di Indonesia, LSM mulai berkembang sejak awal tahun ?70-an, seiring dengansemakin terbatasnya peranan partai politik. PESAT merupakan salah satu contoh dan LSM yang banyak membantu di dalammeningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat ekonomi lemah di Kotamadyadan Kabupaten Bandung melalui pengadaan kebutuhan sarana air bersih. Kegiatandilaksanakan dengan cara swadaya, dan memanfaatkan potensi sumber daya alam serta manusia yang ada secara optimal. Kelangsungan hidup LSM, termasuk PESAT, tergantung pula kemampuannyadalam menyediakan dana bagi pengembangan kegiatan dan organisasi. Peran paradonatur masih cukup besar bagi LSM-LSM di Indonesia di dalam pengadaan dana untukpelaksanaan proyek-proyek sosialnya. Karena itu kepercayaan donatur harus dijagadengan cara mempertanggungjawabkan setiap penggunaan dana. Untuk mengetahui seberapa besar manfaat suatu proyek sosial terhadap masyarakat yang dibantunya, dalam hal ini proyek pembangunan sarana air bersih, PESAT perlu melakukan analisis finansial untuk mengetahui kelayakan setiap proyek sosialnya dibandingkan dengan dana dan potensi yang digunakan. Hal ini juga untuk menanggapi pendapat bahwa proyek sosial bukanlah merupakan proyek yang menguntungkan dari segi investasi. Melalul analisis dan evaluasi kelayakan tersebut,PESAT dapat mengetahui apakah proyek sosial tersebut memberikan nilai investasipositif, yang artinya Iayak untuk dilaksanakan. Dengan mengambil beberapa kasus atau proyek yang telah dilaksanakan olehPESAT, yaitu proyek pembangunan sarana air bersih di Kampung Cihanja, KotamadyaBandung; serta di Kampung Babakan Leungsir dan Kampung Pasir Kuning, KabupatenBandung; proses analisis dilakukan dengan menggunakan metode Net Present Value.Data-data diperoleh dan catatan arus kas yang dimiliki oleh PESAT, ditambah hasilwawancara terhadap pengurus PESAT dan karyawan dan instansi-instansi yang terkait. Awalnya analisis dilakukan berdasarkan data-data hasil estimasi pada saat proyekakan dilaksanakan. Kemudian dilakukan evaluasi kelayakan berdasarkan data-data aktualyang dimiliki pada saat ini. Hal ini dilakukan untuk melihat kondisi sesungguhnya darimasing-masing proyek, sehingga dapat memberikan masukan bagi PESAT dalampengambilan keputusan untuk pengembangan proyek selanjutnya. Hasil analisis dengan menggunakan Net Present Value, tanpa mempertimbangkanfaktor-faktor sosial yang dimiliki oleh masing-masing proyek, memberikan hasil negatif,yang artinya proyek tidak cukup layak dilaksanakan dari sudut investasi. Tetapi denganmengkuantifikasikan faktor-faktor sosial proyek sebagai bagian dari arus kas meaIuiperhitungan Net Present Social Value, maka diperoleh Total Net Present Value yangpositif untuk masing-masirig proyek. Artinya proyek pembangunan sarana air bersih olehPESAT tersebut layak untuk dilaksanakan. Dari hasil perbandingan antara perhitungan estimasi dan aktual, maka terlihatadanya perbedaan hasil perhitungan yang disebabkan oleh beberapa faktor, sepertiperekonomian masyarakat yang melemah belakangan ini, kurangnya kesadaranmasyarakat untuk menepati kesepakatan yang telah disetujui bersama, dan fakioreksternal lainnya. Hal ini perlu dicermati oleh PESAT, sehingga lebih bijak di dalammelakukan estimasi bagi proyek pembangunan lainnya. Selain itu, perhitungan kelayakan proyek ini masih belum akurat, karena faktorfaktor sosial tidak dapat dikuantifikasi seluruhnya akibat keterbatasan data. Agar PESATdapat melakukan analisis kelayakan yang Iebih balk, maka dibutuhkan inisiatifpengumpulan data langsung kepada masyarakat yang terkait sejak awal sebelum proyekdilaksanakan, sehingga perubahan yang disebabkan keberadaan sarana air bersih dapatterdeteksi. |