Strategi bisnis fasilitas perawatan PT. Penerbangan Indonesia (PMF) untuk menjadi suatu SBU : suatu studi kasus
Tribowo Dharsono;
Otje Soetoto, supervisor; Sandi Yuliawan
([Publisher not identified]
, 1992)
|
ABSTRAK PENDAHULUAN Era Globalisasi ekonomi dan informasi melahirkan kebutuhan saranatransportasi yang cepat, nyaman dan aman. Salah satu alternatif yang dapat memenuhikriteria tersebut adalah sarana angkutan udara. Meningkatnya kebutuhan akan sarana tersebut berakibat pula terhadap kenaikanpermintaan pesawat baru. Apabila kenaikan permintaan tersebut terjadi secaranormal, hal ini tidak akan menimbulkan permasalahan didalam pemenuhan kebutuhantersebut. Tetapi karena kenaikan tersebut terjadi sedemikian pesatnya, makapabrik pembuat pesawat mengalami kesulitan dan menimbulkan backlog padapenyediaan pesawat baru. Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan Airbus Statistic Report yang memperkirakankenaikan kebutuhan pesawat terbang penumpang dari tahun 1990 hingga tahun 2009mencapai 65% yaitu dan 8.193 pesawat menjadi 13.510 pesawat; sedangkanpesawat terbang kargo dan tahun 1990 hingga tahun 2000 mencapai 75% yaitu dan811 pesawat menjadi 1.420 pesawat. Namun demikian ini tidak berarti bahwa industri penerbangan merupakan suatuindustri yang tenang, stabil dan tidak mempunyai tantangan dalarn pelaksanaanoperasionalnya. Dan pengalaman yang ada, industri ini sangat labil dan sangatdipengaruhi oleh lingkungan usahanya. Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan bahwa banyak perusahaan yang harus gulungtikar karena tidak mampu memberikan pelayanan kepada pelanggannya, disampingitu dapat pula dilihat dimana dengan terjadinya krisis Timur Tengah belum lamaberselang banyak perusahaan yang harus mengurangi jumlah karyawannya.Kondisi diatas yaitu adanya backlog untuk penyediaan pesawat baru dan labilnyaindustri penerbangan; mengharuskan perusahaan -perusahaan yang ingin tetapsurvive untuk berbenah diri dalam menghadapi lingkungan yang dinamis tersebut. PERMASALAHANPT. Penerbangan Indonesia sebagai salah satu perusahaan penerbangan yangmenyadari situasi tersebut, mulai pula berbenah diri. Pembenahan tersebut disampingbertujuan agar perusahaan dapat tetap bertahan, memantapkan posisinya dalamindustri penerbangan dan mampu memanfaatkan peluang yang ada, juga untukmenghadapi ancaman yang mungkin tìmbul. Pembenahan ini dilakukan denganjalan mengoptimasikan semua sumber daya yang ada sehingga diharapkan akandapat menambah competitive advantage yang dimilikinya. Salah satu item dan Corporate Planning PT. Penerbangan Indonesiamenyebutkan bahwa Maintenance Facility yang dimilikinya (PMF) ditargetkanuntuk menjadi SBU pada tahun 1993. Dengan adanya pernyataan tersebut, makatugas PMF yang selama ini terfokus pada perawatan pesawat milik perusahaaninduk; mulai tahun 1993 sudah harus mampu melayani perusahaan penerbangan laindengan presentasi produksi yang lebih besar. Dengan kata lain PMF disamping berfungsi sebagi supporting unit danoperasional perusahaan induk harus pula mampu mencari revenue danmemberikan profit kepada perusahaan induk. Tugas yang dibebankan kepada PMF ini bukan merupakan beban yang ringan,karena banyak kendala yang harus dihadapi PMF dalam melaksanakan tugasnya;yaitu antara lain: 1. Kendala intern- Banyaknya tipe pesawat dan mesin serta komponen yang digunakan oleh FL PenerbanganIndonesia mengakibatkan tingginya tingkat investasi yang harus dikelola oleh PMF. - Belum adanya pengalaman PMF dalam bidang pemasaran. - Masih lemahnya perencanaan produksì dan pengelolaan material. - Rendahnya jumlah sumberdaya manusia yang ada dan tingkat pendidilcan rata-ratakaryawan dibandingkan dengan perusahaan perawatan sejenis serta disiplin administrasidari karyawannya. - Belum adanya FAA dan CAA approval yang dibutuhkan untuk modal bersaing denganorganisasi sejenis. - Struktur organisusi yang kurang menunjang fleksibilitas organisasi dalam menghadapilingkungan usaha yang dinamis. 2. Kendala Eksternal :- Bentuk perusahaan induk yang merupakan BUMN menyebabkan investasi PMF banyakyang bersifat given.- Sulitnya mendapatkan sumberdaya manusia yang siap pakai di PMF.- Banyaknya pesaing diregional yang sama yang telab terlebih dahulu ada, baik itu danperusahaan penerbangan maupun perusahaan non penerbangan yang mengkhususkandiri dalam bidang perawatan pesawat terbang. Dengan kondisi diatas, PMF memerlukan adanya suatu strategi yang sesuai dan tepatsebagai sarana untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan oleh perusahaaninduknya. PENUTUPDengan mengacu pada misi, visi dan target yang sudah ditetapkan olebperusahaan induk, manajemen PMF menetapkan sasaran jangka panjangnya yaitu :?Menjadi salah satu Maintenance Facility terbaik diarea Asia Pasifik?; sasaranmana ditunjang dengan business strategy yang menitik beratkan pada tindakan?tindakan : - Menurunkan technical delay untuk menunjang ketepatan time table. - Mempertahankan pasar yang ada dan meningkatkan kemampuan agar rnampumemperluas pangsa pasar. - Optimalisasi fasilitas yang ada. Sesuai dengan tujuan penulisannya, maka analisa yang dikemukakan disini adalahmembahas bagaimana strategi PMF untuk mencapai sasaran yang telah ditentukantersebut. Apakah strategi yang dipilh telah sesuai dan tepat dengan situasi yangdihadapinya dan bagaimana pelaksanaan strategi tersebut dalam penerapannya secarapraktis. Dalam penganalisaan yang dilakukan sesuai dengan praktek yang didapatdilapangan, masih terlihat adanya beberapa kelemahan-kelemahan yang harus segeradiperbaiki untuk dapat mencapai sasaran PMF tersebut, yang antara lain adalah : 1. Sistim informasi manajemen sangat lemah, sehingga komunilcasi yang terjadi tidakoptimal. 2. Belum tersedianya informasi pesaing dalam industri sejenis. 3. Belum adanya desentralisasi sistim akuntansi. 4. Penegasan sasaran jangka panjang PMF, dimana seharusnya sasaran tersebut dimasukkandalam Rencana Keija Divisi Teknik. 5. Buku Rencana Kerja sebagai pedoman pelaksanaan kerja manajemen yang seharusnyadisusun sebelum penyusunan budget, belum dilaksanakan secara konsisten. 6. Restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan dinarnisasi lingkungan usaha harussegera dilaksanakan. 7. Target unit pemasaran hams ditegaskan, langsung mendapatkan revenue dan profit yangtinggi ataukah untuk tujuan positioning terlebih dahulu. |
T2056-Tribowo Dharsono & Sandi Yuliawan.pdf :: Unduh
T2056-Tribowo Dharsono & Sandi Yuliawan.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1992 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xvi, 107 pages ; illustration : 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-665529606 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20439126 |