kan Bada (Rasbora argyrotaenia) merupakan salah satu komoditas ikan asli di Danau Maninjau-Sumatera Barat. Ikan tersebut memiliki nilai ekonomis sebagai sumber protein masyarakat lokal, dan juga sangat berpotensi sebagai ikan hias. Kebutuhan terhadapnya selama ini masih mengandalkan hasil penangkapan, yang tentu saja sangat terbatas dan dikhawatirkan dapat menyebabkan penurunan populasi ataupun kepunahan bila tidak diimbangi dengan upaya pelestariannya. Usaha pelestariannya telah mulai dirintis dengan mencoba mengembangkannya. Penelitian ini ingin mengetahui kemampuan adaptasi ikan tersebut pada beberapa tingkat suhu media pemeliharaan, guna memprediksi kemampuannya dalam menghadapi pemanasan global apabila benar-benar berlangsung dan juga untuk mengetahi suhu terbaik untuk pengembangannya. Penelitian dilakukan pada bulan JuliOktober 2009 di Pusat Penelitian Limnologi-LIPI, Cibinong. Masing-masing 30 individu anak ikan bada umur 1,5 bulan dipelihara pada beberapa kisaran suhu air pemeliharaan yaitu: 24,526,0oC (kontrol);>2628 oC; >2830 oC; >3032 oC; dan >3234oC. Parameter adaptasi yang dianalisis yaitu ketahanan hidup dan pertumbuhannya. Hasil menunjukkan bahwa ikan bada mampu beradaptasi untuk hidup pada empat kisaran suhu dengan sintasan akhir antara 6070 persen, sedangkan pada kisaran suhu >3234oC ikan hanya mampu hidup selama 1 bulan dengan sintasan sebesar 19,85 persen, Pertumbuhan terbaik diperoleh pada kisaran suhu normal (kontrol) dengan pertumbuhan mencapai 30,74 mm atau pertumbuhan harian 0,256 mm/hari. |