Lingkungan masyarakat kota yang bebas kebakaran dapat tercipta melalui upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran dini. Penelitian ini bertujuan mengembangkanmodel mitigasi kesiapsiagaan kebakaran berbasis masyarakat. Metoda kualitatif wawancara mendalam dilakukan terhadap 30 informan terpilihdi Jabodetabek meliputi aparat kecamatan, kelurahan, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Suku Dinas Pemadam Kebakaran. Mayoritas informan mengenalorganisasi Barisan Sukarelawan Kebakaran, tetapi dalam pelaksanaan ditemukan beberapa kendala antara lain meliputi tidak ada honorarium, statuspekerjaan, dan anggota penduduk musiman. Hal tersebut berakibat banyak anggota yang berhenti dan sulit merekrut anggota baru. Bentuk upaya pencegahankebakaran yang dilakukan masyarakat meliputi simulasi, penyuluhan, dan pelatihan bahaya kebakaran, serta menjadi anggota Barisan SukarelawanKebakaran. Tiap wilayah mempunyai bentuk yang bervariasi sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat karena masih bersifat regional serta belumdilegitimasikan dalam Undang-Undang Nasional. Alternatif model berbasis masyarakat yang terbaik adalah memberdayakan Barisan Sukarelawan Kebakaranmengingat program tersebut telah berjalan dan dikenal masyarakat. Diharapkan model ini lebih mudah diterima masyarakat karena menjadi bagian programpembangunan di beberapa wilayah. Dukungan masyarakat yang kuat terhadap Barisan Sukarelawan Kebakaran menentukan kelancaran pelaksanaan di lapangan. |