Keputusan disinvestasi lapangan minyak : studi kasus perusahaan minyak x di Indonesia
Hasan Hambali;
Irmawan Harris Wisnu, supervisor; Katjep K. Abdoelkadir, supervisor
(Universitas Indonesia, 1991)
|
Perusahaan X adalah perusahaan minyak yang beroperasi di konsesi Selat Malaka dan merupakan kontraktor bagi hasil dengan Pertamina. Perusahaan ini telah beroperasi di konse si tersebut selama 10 tahun lebih.Konsesi ini pada mulanya dieksplorasi oleh perusahaan minyak Y selama 10 tahun tetapi perusahaan Y tidak menemukan adanya ladang minyak. Lama periode kontrak konsesi ini adalah 30 tahun dimulai sejak perusahaan Y beroperasi. Dengan demikian perusahaan X baru memasuki perioda 10 tahun terakhir. Selama 10 tahun beroperasi perusahaan minyak X telah menemukan dan mengembangkan 5 buah lapangan minyak yaitu Lapangan A, B, C, D dan E.Produksi lapangan-lapangan tersebut terus menurun kare na produksi sumur-sumurnya secara alami akan menurun. Produksi sumur yang terus menurun pada suatu saat akan mencapai suatu batas ekonomis. Batas ekonomis sumur tersebut sangat tergantung pada frekuensi workover dan biaya melakukan workover. Workover adalah suatu pekerjaan yang berhubungan dengan perbaikan sumur seperti penggaritian peralatan bawah tanah dan perbalkan struktur aliran fluida ke lubang sumur. Hasil perhitungan batas ekonomis produksi sumur yang ada pada Lapangan A, B, C, D dan E berturut-turut adalah 21 bph, 27 bph, 19 bph, 35 pbh dan 39 bph.Batas ekonoinis produksi sumur tersebut kemudian diguna kan untuk membuat ramalan jumlah sumur yang hidup. Sumur sumur yang hidup tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan sumur offshore dan sumur onshore. Setiap kelompok disedia kan sejumlah rig untuk keperluan workover. Juinlah rig opti mum yang harus standby djtentukan berdasarkan suatu teori antrian untuk jumlah populasi yang rendah. Penentuan jumlah rig optimum akan menghasilkan biaya standby workover yang juga optimum. Biaya standby ini akan sangat besar pengaruh nya terhadap total biaya lapangan.Batas ekonomis sebuah lapangan kemudian ditentukan berdasarkan ramalan pendapatan dan ramalan biaya. Batas ekonomis tersebut merupakan batas mulai dilakukannya disin vestasi. Ramalan pendapatan dihitung dengan menggunakan ramalan harga minyak dan ramalan produksi lapangan. Ramalan produksi lapangan merupakan jumnlah ramalan produksi sumur sumur yang ada pada lapangan tersebut. Ramalan biaya dihi tung dengan menggunakan asumsi kenaikan biaya sebesar 4 % per tahun. Dengan menggunakan ramalan pendapatan dan ramalan biaya tersebut kemudian dihitung net cash flow (NCF) lapangan. Batas ekonomis tercapai Pada saat NCF menjadi negatif. Dengan mengamati nilai-nilai NCF tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Lapangan C ternyata akan terus ekonomis sampai akhir konsesi yaitu bulan Agustus 2000. Batas ekonomis laparigan-lapangan lainnya yaitu Lapangan A, B, D dan E berturut-turut adalah Agustus 1994, Agustus 1997, Oktober 1993 dan Juli 1993 |
T2170-Hasan Hambali.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Universitas Indonesia, 1991 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xii, 169 pages ; illustration : 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-691570111 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20439290 |