ABSTRAK Sektor Ritel adalah sektor yang sangat terkena dampak kerusuhan sosial yang terjadipada tahun 1998, namun sektor ini cepat sekali bangkit dari kerugian besar yang diderita,bahkan salah satu pelaku di sektor ini yang menderita kerugian sangat besar yaitu PTRamayana Lestari Sentosa, Tbk bahkan tetap mampu menghasilkan laba pada tahun tersebut. Tantangan yang dihdapi pelaku sektor ritel terus berkembang Sejak 1998, pemerintahIndonesia telah mencabut Iarangan bagi investor asing untuk memasuki bisnis ritel khususnyasupermarket dan hypermarket. Hal ini tidak disia-siakan oleh Carrefour yang terusmelebarkan jaringan operasinya. Bukan hal yang mustahil jika AFTA diterapkan, pelaku ritellokal akan kewalahan menghadapi persaingan dari para peritel asing. Untuk itu peritel lokaldituntut untuk mampu menerapkan strategi yang tepat agar mampu bersaing. Pada Karya Akhir ini, Penulis mencoba menganalisa kinerja keuangan dari dua pelakusektor ritel yang yang perdagangan sahamnya di Bursa Efek Jakarta termasuk yangaktif diperdagangkan, yaitu PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk ( RALS) dan PT MatahariPutra Prima, Tbk (MPPA) dengan tujuan untuk melihat perusahaan mana yang memilikikinerja lebih baik dan strategi apa yang ternyata dilakukan perusahaan tersebut. Berdasarkananalisa Laporan Keuangan 3 tahun terakhir, penulis mencoba membuat proyeksi dariLaporan Laba Rugi. Dalam menganalisa untuk menghubungkan rasio-rasio keuangan dan untukmempermudah perbandingan kinerja kedua perusahaan tersebut, pendekatan Return OnEquity dipilih. Dalam analisa ini untuk memudhan analisa perbandingan, Penulis juga mengubahbentuk Laporan Arus Kas RALS untuk tahun yang berakhír pada 31 Desember 2998, karenaformat yang ada dalam bentuk indirect Cash Flow padahal untuk Laporan Arus Kas tahunberikutnya sudah dalam bentuk Direct cash Flow. Berdasarkan analisa yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa PT Ramayanalestari Sentosa, Tbk memiliki kinerja keuangan yang lebih baik daripada pesaingnya yaituPT Matahari Putra Prima, karena : Return On Assets RALS (15,88%) Iebih tinggi dan ROAMPPA (10,01%) ; Finnçil Leverage RALS (Total Assets/Total Equities) 1,83 kalisedangkan MPPA 1,74 kali dan Return On Equity RALS pun menjadi Iebih tinggi danMPPA (RALS 29,66% dan MPPA 17,64%). Selanjutnya ketika membuat asumsi dalam proyeksi Laporan Laba Rugi, Penulismengubah data asumsi yang diberikan oleh investor Relation Manager kedua perusahaantersebut. Hal ini dilakukan karena Penulis menganggap kedua perusahaan terlalu optimisterhadap angka pertumbuhan yang selalu didasarkan path angka pertumbuhan penjualan padatahun 2000, padahal di tahun tersebut Hari Raya Idul Fithri dilaksanakan dua kali dalamsetahun sehingga tidaklah mengherankan jika pertumbuhan angka penjualan keduaPerusahaan sangat tinggi. Pertimbangan lain bagi asumsi angka pertumbuhan yang tidakterlalu optimis adalah makin gencarnya peritel asing mengembangkan usaha. Dengan skalausaha yang besar, peritel asing seperti Carrefour maimpu menekan biaya operasi danberdampak pada penawaran harga jual yang bisa lebih bersaing dan menarik konsumen. |