ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan yangumum digunakan para analis ekonomi dapat memprediksikan tingkat probabilitaskebangkrutan. Selain itu dilakukan pengujian dengan mengelompokan BPPN dan Non BPPNdimana pendekatan yang digunakan bahwa perusahaan-perusahaan yang dalam pengawasanBPPN diasumsikan mempunyai probabilitas kebangkrutan yang besar dan perusahaanperusahaan Non BPPN diasumsikan merupakan perusahaan yang sehat yang tentunyamempunyai probabilitas kebangkrutan yang relatif kecil. Penelitian ini didasarkan pada masaBPPN mulai mengadakan penyehatan perbankan dimana perusahaan-perusahaan yang menjadidebitor bank-bank yang bermasalah yaltu pada pertengahan tahun 2000. Hal inilah yangmenjadi tahun dasar pengamatan. Adapun sektor industn yang dipihh untuk penelĂtian iniadalah real estate dan properti yang mengalami tekanan pada saat krisis ekonomi diIndonesia. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sample adalah perusahaan yang terdaftar diBursa Efek Jakarta dan yang TPO nya pada tahun 1994 sehingga laporan kcuangannya dapatdigunakan untuk penelitian mulai tahun 1995 s/d tahun 1999. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini ada sembilan (9) rasiokeuangan. Penulis menggunakan raslo keuangan berdasarkan Clyde P. Snckney, dalambukwiya Financial Reporting And Statement Analysis - A strategic Perspective, 3? ed 1996.Variabel independent tersebut terdiri dari: PROFITABLITY RATIOS: Total Assets Turnover, Rate of Return on Assets. SHORT TERM LIQUIDITY RATIOS : Current Ratio, Cashflow from Operation to Current Liabillities, Receivables Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio. LONGTERM SOLVENCY RATIOS : Long Term Debt Total Assets, Debt to Equity Ratio, Cashflow from Operation to Total Liabillities. Metode statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut adalah Logit Analysis. Hasil pengujian ini mengliasilkan bahwa rasio-rasio yang dapat membedakan secarasignifikan antara perusahaan-perusabaan yang dibawah pengawasan BPPN dan Non BPPNadalah tasio Long Term Debt to Total Assets dan Debt to Equity. Adapun probabilitaskebangkrutan perusahaan baik yang dibawah pengawasan BPPN maupun Non BPPNmempunyai probabilitas kebangkrutan yang tidak teratur. Disamping itu juga ada jugaperusahaan yaitu Pujiadi & Sons Estate yang secara signifikan mempunyai probabilitaskebangkrutan dibawah 50%. Dan keseluruhan basil penelitian mencerminkan bahwa probabilitas kebangkrutanmelanda perusahaan yang berada dalam pengawasan BPPN relative lebih besar biladibandingkin dengan perusahaan-perusahaan Non BPPN. Disamping itu juga ada jugaprobabilitas kebangkrutan pada perusahaan-perusahaan Non BPPN dimana disebabkan karenakondisi krisis ekonomi Indonesia yang melanda sangat dalam sehingga hampir seluruh sektorusaha mengalami kelesuan dan bahkan kebangkrutan. |