ABSTRAK Likuidasi bank di Indonesia yang terjadi pada tahun 1997 dan 1999 telahmengguncang dunia perbankan di Indonesia. yang juga berdampak kepada Iesunyasektor rill di tanah air. Kebijakan pemerintah terhadap likuidasi bank sangat tidakjelas, karena tidak adanya konsistensi oleh pemerintah mengenai penjeIasan tentangfaktor-faktor yang yang mengakibatkan pemerintah melikuidasi bank. Oleh karena itupenulis berusaha dan manganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi likuidasi batik diIndonesia. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya hanyak dilakukandengan menggunakan variabel-variabel rasio keuangan seperti CAMEL, LDR, ROEdan sebagainya. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menambah variabel nonkeuangan yaltu campur tangan pemegang saham dalam kepengurusan (CTPS)disamping rasio-rasio keuangan seperti ;(i) Rasio likuiditas (Loan to Deposit Ratio:LDR), (ii) Rasio Permodalan (Modal terhadap aktiva produktif :MA), (iii) RasioProfitabiliias (Return On Equity :ROE), (iv) Rasio Pertumbuhan ( PertumbuhanAktiva :Pr_Ak), (y) Rasio Etsiensi Manajemen (Rasio jumlah kantor terhadapPendapatan Operasional :KPO), (vi) Size (Ln Asset). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metoda linear logistic terhadap 80bank di Indonesia secara cross section dan datapooled, berdasarkan laporan keuangandalam Direktori Perbankan Indonesia untuk kurun waktu tahun 1992-1997. Penelitiandilakukan dengan dua model, yaitu tanpa memasukan variabel Size (Model I), dandengan memasukkan variabel Size sebagai controlling variabel (Model 2), Penelitiberasumsi bahwa Size suatu bank sangat berpengaruh terhadap kebijakan Pernerintahuntuk melikuidasi bank. Hasil penelitian yang didapat ternyata, pada model 1 variabel yang signifikansecara berurut-urut adalah CTPS, LDR, dan ROE. Sedangkan pada model 11, ketikaunsur size dimasukkan sebagai variabel, maka variabel yang signifikan secara beruruturuut adalah Size, MA. ROE dan LDR. Size merupakan ukuran penting yangmembuktikan bahwa bank-bank besar cenderung untuk tidak dilikuidasi olehpemerintah dengan alasan nilai strategis bank tersebut yaitu sebagai bank pemerintahataupun memiliki personnel yang besar, sehingga apabila dilikuidasi akan tÃmbulsocial cost yang tidak diinginkan. Campur tangan pemegang saham terhadapmanajemen ternyata belum mempengaruhi performa bank, yang dapat mempengaruhibank dilikuidasi. Hal ini berarti bahwa Principal Agency relationship problem tidakterjadi di Indonesia. Untuk penelitian secara cross section belum dapat memprediksiIlkuidasi bank di Indonesia karena dari tahun-ke tahun tidak ada vaniabel yang secarakonsisten dan dominan yang mempengaruhi likuidasi bank. |