ABSTRAK Sejak krisis melanda Indonesia, sektor perbankan tak lagi terlampaumengandalkan income yang berasal dari interest spread karena negative spreadyang pemah dialami, juga penyaluran kredit yang sudah tidak agresif akibat traumakredit macet. Untuk itu bank harus mencari surnber pendapatan alternatif, dansektor fee based saat ini mulai menjadi primadona pendongkrak income perbankan. Ada beberapa alasan yang akan memotivasi bank untuk menggiatkanpendapatan fee basednya, antara lain: Fee income merupakan cara untuk rneningkatkan daya saing Meningkatkan diversifikasi peridapatan bank Memberl jaIan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih stabil Relatif tidak memerlukan modal/penghimpunan dana yang besar. Selain krisis dalam negerl, perlu diperhatikan juga pengaruh liberalisasi pasargobaI, dengan berlakunya AFTA, APEC dan WTO yang akan membawa dampak padaperkembangan industri perbankan di Indonesia. Dl satu sisi, perbankan nasionalmakin memiliki peluang untuk mengembangkan bisnisnya ke mancanegara, namunsebaliknya juga menghadapl ancaman masuknya bank-bank asing yang memilikimodal besar, memiliki reputasi internasional dan lebih berpengalaman dalamberbagal kegiatan yang menghasilkan fee based income maka perbankan nasionalharus meningkatkan kinerja dan layanan agar bisa menguasai pasar domestik. Pada prinsipnya fee based income merupakan sumber pendapatan bankselain pendapatan kredit dan sekuritas, yang umumnya berupa fee/komisi ataucharges yang diperoleh dari pemberian komitmen dan Jasa-jasa. Ada berbagal jenistransaksl yang dapat dljadlkan sumber fee based income, yang secara garis besarterbagi menjadi 3 kategorl, yaltu : processIng, principal transactin dan advisory.Sedangkan dari sisi llngkup layanannya bisa berupa transaksl domestik dan transakslinternaslonal (lintas negara atau valuta). Dari transaksi internasional, dapat dlperoleh Jenis Pendapatan yang Iebihbervariasi dibanding transaksi domestik, antara lain: Pendapatan provisi/komisi dan charges Pendapatan selisih kurs Pendapatan in lieu of exchange Tidak semua bank memiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai disektor jasa layanan transaksi internasional, selain harus berupa bank devisa, jugadiperlukan international network yang luas, teknologi komunikasi, kelengkapanproduk dan jasa yang tersedia serta reputasi internasional sebagai faktor pentingdalam transaksi yang berhubungan dengan Letter of Credit (L/C), karena L/Cmerupakan jaminan bank yang erat terkait dengan faktor trust dan risk. Di Indonesia Bank X termasuk bank papan atas yang memiliki aset dancustomer base yang besar. Keunggulan Bank X terutama pada jumlah cabang danATM yang banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Sejalan dengan misinya sebagaithe biggest payment settlement agency, dengan jaringan cabang yang on-line danfeatures layanan ATM yang Iengkap, Bank X cukup mendominasi transaksi domesticpaymen.t Sedangkan untuk transaksi intemasonal, Bank X telah banyak mempunyaipengalaman, jaringan bank koresponden dan reputasi internaslonal cukup luas selainjuga memiliki produk dan jasa yang cukup variatif. Namun demikian performanceBank X untuk transaksi internasional khususnya trade finance tidakiah sebagusmarket share domestiknya. Dalam karya akhir ini akan dibahas mengenai strategi Bank X dalammeningkatkan fee based income dan transaksi international. Pembahasan difokuskanpada fee based lncomee dari International payment services dan international tradeservices diluar pendapatan selisih kurs. Analisis dilakukan atas setiap aspek padalingkungan umum, Iingkungan industri dan lingkungan internal perusahaan.Pendekatan terutama difokuskan pada kondisi dan Strategi Bank X dalammenghasllkan fee based dan transaksl trade servlces dan remittances, termasukperbandingan tarlf/pricing yang ditawarkan Bank X dibanding beberapa bank pesaingdalam 3 kategori, yaitu bank pemenlntah, bank swasta naslonal dan bank asing. Pemilihan bank koresponden khususnya depository bank juga penting untukdianalisa mengingat fungsi bank koresponden sebagal supplier, distributor dan kasirbagi Bank X merupakan penunjang utama keberhasilan bisnis internasional.Disamping itu dari transaksl dengan bank koresponden juga menghasilkanpendapatan yang disebut rebate sharing. Dari hasil arialisis dapat ditarik kesimpulan yang akan menjadi acuan ataspengembangan intemational business Bank X dengan tetap bersandar pada corecompetencnya. Beberapa rekomendasi yang diberikan meliputi: Perluasan segnien market ke layanan transaksl antar bank, mengingat kebijakankredit masih tersendat dan potensi Bank X cukup memadai untuk pengembanganjasa outsourcing remittances dan trade services melalui pengembangan produkL/C reissuance atau pnvate labelling. Perlu adanya tailored service/customizadon berdasarkan prinsip eighty twentyrule atas nasabah korporasi melalul paket produk terpadu, layanan dan tarifkhusus, serta bentuk-bentuk layanan lain yang Iebih speslal. Pengembangan produk TKI remIttance dengan fokus ke negara-negara tujuanTKI. Perlu dllakukan pemasaran langsung oleh cabang-cabang Bank X di daerahkantong-kantong TKI, disamping usaha kerjasama dengan Perusahaan JasaTenaga Kerja IndonesIa (PJTKI). Pengembangan interrnationaI network melalul bank-bank koresponden yang dapatmenghasilkan bisnis dan memberikan rebate yang menguntungkan. Pengernbangan teknologl dan media transaksl terutama untuk meningkatkanbisnis layanan antar bank dengan pengembangan sistern aplikasl on-line padaclient bank serta peningkatan features layanan Internet banking untuk memenuhikebutuhan nasabah pada segmen korporasi. Efisiensi blaya melalul sentralisasi aktlvltas back office yang low customization,sangat diperiukan untuk menlngkatkan efislerisi dan utliltas agar mencapai costleaderhip bagi layanan outsourcing transaksl antar bank. Dengan telah selesalnya proses divestasi saham Bank X dan kini ada Investorbaru dari luar negerl sebagal mitra strategls pemerlntah, maka dlharapkan akan adabeberapa perbaikan kebijakan terutama credit policy dan perubahan orientasi untukgo international sehlngga dapat makin meningkatkan kinerja Bank X. |