Zuhd and pleasure: a comparative account between Ali's Nahj al-Balagha and Moore;s ethics
([Publisher not identified]
, [Date of publication not identified]
)
|
Artikel ini mendiskusikan zuhd sebagai sebuah penanda etis (an ethical bon mot )sekaligus membandingkannya dengan argumen Moore mengenai kesenangan. Memaksimalkan output dan meminimalka input merupakan dua premis dasar yang menyusun zuhd . Keduanya membawa kepada kewajiban positif dan negatif. Kewajiban positif berakar pada hak untuk berekspresi secara bebas sementara kewajiban negatif berakar pada hak untuk bekerja pada lingkungan yang adil dan disukai. Di samping itu, argumen Moore mengenai kesenangan tidak memadai untuk menjadi sebuah penanda etis karena bersifat subjektif. Dengan demikian, zuhd memiliki kualitas yang lebih baik daripada kesenangan untuk menjadi sebuah penanda etis |
No. Panggil : | 297 KANZ 4:1 (2014) |
Subjek : | |
Sumber Pengatalogan : | |
ISSN : | 20888511 |
Majalah/Jurnal : | Kanz philosophia: a journal for Islamic philosophy and mysticism 4(1) Juni 2014. Hal. 104-115 |
Volume : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Akses Elektronik : | |
Institusi Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 4, R. Koleksi Jurnal |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
297 KANZ 4:1 (2014) | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20439989 |