ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui beberapa faktor risiko yang berhubungan denganlingkar pinggang sebagai indikator obesitas sentral. Desain penelitian yang digunakancross-sectional dengan sistem random sampling pada 121 responden pegawai kantorpusat PT Wijaya Karya, Jakarta Timur di bulan April-Mei 2012. Data yang dikumpulkanmeliputi lingkar pinggang, riwayat genetik, usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh(IMT), persen lemak tubuh (PLT), pengeluaran per bulan, aktivitas fisik, dan asupan gizi(asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, dan serat). Data dikumpulkan melaluipengukuran lingkar pinggang, persen lemak tubuh, antropometri, kuesioner, danwawancara FFQ-semiquantitative. Usia, IMT, PLT, pengeluaran per bulan, asupanenergi, lemak, dan karbohidrat berkorelasi signifikan dengan lingkar pinggang (p < 0,05).Perbedaan signifikan juga ditunjukkan antara jenis kelamin dengan lingkar pinggang (p <0,05). Semakin tinggi usia, IMT, PLT, asupan energi maka semakin besar ukuran lingkarpinggang. ABSTRACT The objective of this study was to determine the association of some risk factors in waistcircumference as an abdominal obesity indicator. A cross sectional comprised 121respondent by random sampling among employee in head office PT Wijaya Karya,Jakarta Timur on April – May 2012. Data collected included genetic history, age, sex,BMI, body fat percentage (BFP), household outcome, physical activity, and dietary intake(energy, protein, fat, carbohydrate, and fiber). Data were collected through waistmeasurement, percentage of body fat, anthropometry, questionnaires, and FFQsemiquantitativeinterviews. Age, BMI, BFP, household outcome, intake of energy, fatand carbohydrate were significantly correlated with waist circumference (p < 0,05). Alsoindicated significant differences between the sexes with waist circumference. An increasein age, BMI, BFP, and intake of energy were correlated with a statistically significant inwaist circumference gain. |