ABSTRAK Sebagai lembaga intermediasi keungan pendapatan utama bank berupa InterestMargin, sedangkan keuntungannya adalah pendapatan dikurangi biaya operasional.Persaingan tingkat bunga mengakibatkan interest income semakin kecil. Hanya bankyang efisien saja yang mampu bersaing dan bertahan. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1991 telah menghancurkan industriperbankan. Tingkat bunga meningkat tajam, likuiditas ketat, cost of fund tinggi, kegiataninvestasi merosot, bahkan sektor produksi banyak yang terhenti. Pembayaran kreditmenjadi macet dan berakhir pada kondisi negative spread. Pada periode tahun 1997-1999pemerintah telah melakukan tindakan berupa likuidasi 54 bank, Beku Operasi 10 bank,Take Over 11 bank dan rekapitalisasi 9 bank. Setelah kondisi dapat dikendalikan berangsur-angsur suku bunga SBI turun. Halini tidak secara otomatis membuat perekonomian bergairah kembali. Akibatnyaperbankan mengalami over liquidity. SBI masih dianggap alternatif investasi yangmenarik dan aman dibandingkan dengan alternatif penyaluran kredit. Kelebihan likuiditasini selain menyimpan ancaman juga terdapat opportunity untuk memanfaatkannya. Pengalaman pahit selama krisis ekonomi mengharuskan bank untuk menempuhstrategi baru. Interest Margin terbukti tidak mampu mengatasi permasalahan yangdisebabkan oleh fluktuasi bunga. Perbankan harus menekan sumber penghasilan lain yanglebih stabil. Salah satu alternatif yang ada adalah Fee Base Income (FBI). Perkembangan teknologi yang pesai telah meningkatkan peranannya dari sekedarpendukung operasional perusahaan menjadi bagian dar strategi perusahaan dalammencapai tujuan. Manfaat teknologi antara lain menciptakan keunggulan bersaing,meningkatkan produktivitas dan prestasi, menciptakan cara baru dalam mengatur danmengkoordinir dan mengembangkan usaha baru. Wilayali Indonesia yang luas dan jumlah penduduk yang besar merupakan pasarpotensial bagi industri perbankan. Sementara itu perkembangan dunia telekomunikasi dankomputer telah mendorong berkembangnya teknologi informasi. Perkembangan pentinglain adalah pemanfaatan satelit sebagai media transmisi apalagi dengan ditemukannyateknologi Very Small Aperture Terminal (VSA T) yang memungkinkan membangunprivate network yang maxnpu dihubungkan dengan jaringan public. Teknologi satelitsangat cocok diterapkan di Indonesia karena karakteristiknya sesuai dengan topologiwilayah yang terbentang luas dan berupa kepulauan. Aplikasi perdagangan elektronik (E Commerce) merupakan perkembangan lainyang sangat berpengaruh pada dunia bisnis. Dengan internet transaksi dapat dilakukantanpa harus membangun jaringan dan aplikasi khusus. Perdagangan elektronik dapatdilakukan dengan cepat dan murah ke seluruh dunia. Satu-satunya masalah adalahsecurity dan transaksi dan data yang dikirimkan. Tujuan evaluasi ini untuk memperoleh keunggulan bersaing pada industriperbankan dengan penerapan teknologi informasi berbasis komunikasi satelit. Evaluasidilakukan terhadap dua sisi yaitu perspektif bisnis dan perspektif teknologi. Pilihaninvestasi dilakukan sebagai alternatif untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas padaindustri perbankan. Teknologi informasi dipilih sebagai salah satu alternatif karenadipercaya mampu meningkatkan posisi bersaing bank dimasa yang akan datang.Penerapan teknologi informasi yang memerlukan investasi besar menemukan saat yang tepat dengan ketersediaan dana yang besar dengan bunga yang relatif rendah. Evaluasi dilakukan dengan metode skor. Potensi pelayanan yang dievaluasi berupa pelayanan Online Banking, ATM, POS serta E Commerce. Selain harus melakukan pembenahan kondisi sejalan dengan pemulihan ekonomiyang mulai terjadi, dalam waktu singkat perbankan juga harus mempersiapkan persainganyang akan semakin ketat dengan adanya globalisasi. Persaingan global akan ditandaidengan persaingan pelayanan yang cepat, mudah dan murah. Penerapan teknologiinformasi pada industri perbankan akan berpengaruh pada wilayah operasi perbankan,pola persaingan dan pendapatan non bunga Fee Based Income (FBI). Perbankan harus mengidentifikasikan posisinya dalam peta persaingan. Hal inipenting karena perbedaan kondisi akan mempengaruhi pilihan investasi yang sebaiknyadilakukan. Hasil perhitungan ROI untuk perbankan nasional (Infrastrcture) diperoleh:ATM (6.7 %), Pos (9.7 %), On Line Banking (16.8 %) dan ROI gabungan (30.9 %).Sedangkan skor pada masing-masing kategori perusahaan diperoleh urutan investasi yangdisarankan (investment, infrastructure, breakthru management) yaitu On Line Banking,ATM, POS dan E-Commerce. Perkecu2lian pada kelompok penisahaan Strategic denganurutan ATM, On Line Banking, E-Commerce, dan POS. |