Full Description

Cataloguing Source LibUI ind rda
Content Type text (rdacontent)
Media Type unmediated (rdamedia); computer (rdamedia)
Carrier Type volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier)
Physical Description x, 107 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Concise Text
Holding Institution Universitas Indonesia
Location Perpustakaan UI, Lantai 3
 
  •  Availability
  •  Digital Files: 1
  •  Review
  •  Cover
  •  Abstract
Call Number Barcode Number Availability
T2852 15-19-034972623 TERSEDIA
No review available for this collection: 20440451
 Abstract
ABSTRAK
Sebagai lembaga intermediasi keungan pendapatan utama bank berupa Interest Margin, sedangkan keuntungannya adalah pendapatan dikurangi biaya operasional. Persaingan tingkat bunga mengakibatkan interest income semakin kecil. Hanya bank yang efisien saja yang mampu bersaing dan bertahan.

Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1991 telah menghancurkan industri perbankan. Tingkat bunga meningkat tajam, likuiditas ketat, cost of fund tinggi, kegiatan investasi merosot, bahkan sektor produksi banyak yang terhenti. Pembayaran kredit menjadi macet dan berakhir pada kondisi negative spread. Pada periode tahun 1997-1999 pemerintah telah melakukan tindakan berupa likuidasi 54 bank, Beku Operasi 10 bank, Take Over 11 bank dan rekapitalisasi 9 bank.

Setelah kondisi dapat dikendalikan berangsur-angsur suku bunga SBI turun. Hal ini tidak secara otomatis membuat perekonomian bergairah kembali. Akibatnya perbankan mengalami over liquidity. SBI masih dianggap alternatif investasi yang menarik dan aman dibandingkan dengan alternatif penyaluran kredit. Kelebihan likuiditas ini selain menyimpan ancaman juga terdapat opportunity untuk memanfaatkannya.

Pengalaman pahit selama krisis ekonomi mengharuskan bank untuk menempuh strategi baru. Interest Margin terbukti tidak mampu mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh fluktuasi bunga. Perbankan harus menekan sumber penghasilan lain yang lebih stabil. Salah satu alternatif yang ada adalah Fee Base Income (FBI).

Perkembangan teknologi yang pesai telah meningkatkan peranannya dari sekedar pendukung operasional perusahaan menjadi bagian dar strategi perusahaan dalam mencapai tujuan. Manfaat teknologi antara lain menciptakan keunggulan bersaing, meningkatkan produktivitas dan prestasi, menciptakan cara baru dalam mengatur dan mengkoordinir dan mengembangkan usaha baru.

Wilayali Indonesia yang luas dan jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial bagi industri perbankan. Sementara itu perkembangan dunia telekomunikasi dan komputer telah mendorong berkembangnya teknologi informasi. Perkembangan penting lain adalah pemanfaatan satelit sebagai media transmisi apalagi dengan ditemukannya teknologi Very Small Aperture Terminal (VSA T) yang memungkinkan membangun private network yang maxnpu dihubungkan dengan jaringan public. Teknologi satelit sangat cocok diterapkan di Indonesia karena karakteristiknya sesuai dengan topologi wilayah yang terbentang luas dan berupa kepulauan.

Aplikasi perdagangan elektronik (E Commerce) merupakan perkembangan lain yang sangat berpengaruh pada dunia bisnis. Dengan internet transaksi dapat dilakukan tanpa harus membangun jaringan dan aplikasi khusus. Perdagangan elektronik dapat dilakukan dengan cepat dan murah ke seluruh dunia. Satu-satunya masalah adalah security dan transaksi dan data yang dikirimkan.

Tujuan evaluasi ini untuk memperoleh keunggulan bersaing pada industri perbankan dengan penerapan teknologi informasi berbasis komunikasi satelit. Evaluasi dilakukan terhadap dua sisi yaitu perspektif bisnis dan perspektif teknologi. Pilihan investasi dilakukan sebagai alternatif untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas pada industri perbankan. Teknologi informasi dipilih sebagai salah satu alternatif karena dipercaya mampu meningkatkan posisi bersaing bank dimasa yang akan datang. Penerapan teknologi informasi yang memerlukan investasi besar menemukan saat yang tepat dengan ketersediaan dana yang besar dengan bunga yang relatif rendah. Evaluasi dilakukan dengan metode skor. Potensi pelayanan yang dievaluasi berupa pelayanan Online Banking, ATM, POS serta E Commerce.

Selain harus melakukan pembenahan kondisi sejalan dengan pemulihan ekonomi yang mulai terjadi, dalam waktu singkat perbankan juga harus mempersiapkan persaingan yang akan semakin ketat dengan adanya globalisasi. Persaingan global akan ditandai dengan persaingan pelayanan yang cepat, mudah dan murah. Penerapan teknologi informasi pada industri perbankan akan berpengaruh pada wilayah operasi perbankan, pola persaingan dan pendapatan non bunga Fee Based Income (FBI).

Perbankan harus mengidentifikasikan posisinya dalam peta persaingan. Hal ini penting karena perbedaan kondisi akan mempengaruhi pilihan investasi yang sebaiknya dilakukan. Hasil perhitungan ROI untuk perbankan nasional (Infrastrcture) diperoleh: ATM (6.7 %), Pos (9.7 %), On Line Banking (16.8 %) dan ROI gabungan (30.9 %). Sedangkan skor pada masing-masing kategori perusahaan diperoleh urutan investasi yang disarankan (investment, infrastructure, breakthru management) yaitu On Line Banking, ATM, POS dan E-Commerce. Perkecu2lian pada kelompok penisahaan Strategic dengan urutan ATM, On Line Banking, E-Commerce, dan POS.