ABSTRAK Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram Kabupatan Batu Bara merupakanwilayah endemis malaria dan masuk urutan tiga besar. Letak geografis wilayahpuskesmas berada di wilayah pantai dari segi lingkungan rumah mempunyaikondisi yang berisiko sebagai jalan masuknya nyamuk anopheles antara lainkondisi dinding yang tidak rapat, tidak terapasangnya kawat kasa pada ventilasidan tidak adanya plafon. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antaralingkungan rumah dengan kejadian malaria di wilayah Kerja Puskesmas TanjungTiram Kabupaten Batu Bara tahun 2011. Penelitian ini menggunakan desain kasuskontrol. Kasus dan kontrol adalah subjek yang berkunjung ke puskesmas yangditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis. Kasus adalah penderitaberusia lima tahun keatas dengan gejala klinis malaria disertai dengan hasilpemeriksaan sediaan darah menunjukan positif mengandung plasmodium. Kontroladalah pengunjung puskesmas berusia lima tahun ke atas dengan gejala demamtetapi hasil pemeriksaan sediaan darah menunjukan negatif malaria. Variabellingkungan rumah yang diobservasi meliputi kondisi dinding rumah, keberadaankawat kasa ventilasi dan keberadaan plafon. Variabel kovariat terdiri darikebiasaan menggunakan kelambu, kebiasaan keluar malam, keberadaan tempatperkembangbiakan nyamuk, keberadaan semak. Analisis stratifikasi menunjukanada modifikasi efek antara variabel lingkungan rumah dengan tiga variabelkovariat; kebiasaan keluar malam, keberadaan tempat perkembangbiakan nyamuk,keberadaan semak, dari empat variabel kovariat tidak ditemukan adanyaconfounder. Nilai OR hubungan lingkungan rumah dengan kejadian malaria 2,22(95% CI: 1,04 – 4,76), artinya responden dengan lingkungan rumah kurang baikberisiko 2,22 kali terkena malaria dibandingkan dengan responden denganlingkungan rumah baik. Kesimpulan ada hubungan lingkungan rumah dengankejadian malaria di wilayah Puskesmas Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara ABSTRACT Batu Bara district is a region of malaria endemic due to its geographic in a coastalarea. Also the housing condition such as gap in the wall, ventilation without wirenetting, and homes without ceiling make anopheles as malaria vector to breakthrough into the house. Reseach objectives to determines relationship betweenhousing condition and malaria incidence in Puskesmas Tanjung Tiram, Batu BaraDistrict in 2011. This study uses a case-control design. The case were people over5 years with clinical symptoms of malaria and the blood examination showedpositif plasmodium results. The controls were people over 5 years who visitedPuskesmas with fever symptom but blood examination showed negative ones.Housing condition variables that observed include the walls condition, thepresence of wire netting ventilation and ceiling. Covariate variable studied includethe habit of using bed nets, night outs habit, mosquitos breeding sites and theshrubs. Stratification analysis showed effect modification between housingcondition variables with three covariates variables; night outs habit, the presenceof mosquito breeding sites, the presence of shrubs, of four variables covariates didnot find any confounder. OR value relationship of housing condition with malariaincidence is 2,22 (95% CI: 1,04 – 4,76), means respondent with poorly housingcondition has 2,22 times more chance to suffer malaria than respondent with thegood ones. Conclusion there is a relationship the housing condition and theincidence of malaria in Puskesmas Tanjung Tiram, Batu Bara District in 2011. |