ABSTRAK Semakin meningkatnya perdagangan internasional dan investasi internasional diikutipeningkatan lalu lintas komunikasi dan transportasi serta usaha antar negara untukmenurunkan hambatan dan tarif, mengakibatkan terjadinya integrasi secara gIobaI dari barangdan jasa serta peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya. Transaksi perdagangandílakukan dalam berbagai mata uang, sehingga perubahan nilai pada suatu mata uang akanberpengaruh terhadap nilai mata uang lain. Perubahan kurs valuta asing akan berpengaruh terhadap arus kas perusahaan, baikperusahaan tersebut melakukan transaksi dengan pihak luar negeri ataupun hanya melakukantransaksi dengan pihak dalam negeri. Pengaruh resiko valuta asing terhadap perusahaan ataudisebut foreign exchange exposure dapat dikelompokkan daiam 3 bentuk, yaitu TranslationExposure, Transaction Exposure dan Operating Exposure. Economic exposure menunjukkan dampak perubahan nilai kurs terhadap arus kas yangakan datang yang merupakan cerminan niiai perusahaan. Economic exposure terdiri darioperating exposure dengan transaction exposure. Berdasarkan uraian di atas, pengukuran economic exposure perusahaan membutuhkanperspektif jangka panjang, yaitu memandang perusahaan akan terus beroperasi (ongoingconcern) dimana biaya dan harga yang kompetitif dapat dipengaruhi perubahan kurs. Olehkarena itu pengukuran economic exposure merupakan tugas yang tidak mudah, yangmembutuhkan kemampuan untuk meramalkan nilai dan kepekaan arus kas di masa yang akandatang terbadap nilai tukar. Untuk itu penelitian ini ingin melihat economic exposure US Dollar dari perusahaan-perusahaan go publik yang berada dalam kelompok Industri Barang Konsumsi, US Dollarmerupakan mata uang yang paling sering digunakan dalam transaksi ekspor dan impor diIndonesia. Sedangkan pemilihan industri barang konsumsi karena industri ini termasukindustri yang tidak terlalu terpengaruh siklus perekonomian karena industri ini menghasilkanproduk yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari. Dìsamping itu dalam kelompok industri ini terdapat bermacam-macam sub kelompokindustri yang berbeda karakteristiknya satu dengan yang lain, Sehingga diharapkankarakteristik yang berbeda ini akan dapat menjelaskan besarnya economic exposure padasuatu industri pada Umumnya dan perusahaan pada khususnya. Harga saham dianggap mewakili nilai perusahaan dan dapat merefleksikan penilaianpemegang saham atas arus kas yang akan datang. Economic exposure diukur sebagai slope koefisien dalam regresi perubahan hargasaham terhadap perubahan kurs. Slope koefisien menunjukkan sensitivitas dan hubungansistimatis antara perubahan harga saham dengan pegerakan kurs. Untuk meminimalkan biasvariabel, perubahan Indeks Harga Saham Gabungan ditambahkan sebagai explanatoryvariable. Hasil pengukuran pada tahun 1997, menunjukkan hanya 8 dari 36 perusahaan(22,22%) yang economic exposurenya signifikan dan menunjukkan angka yang cukup besar.Hal ini berarti pada umumnya economic exposure pada perusahaan-perusahaan yang menjadiobyek penelitian memang rendah. Pengukuran dengan regresi ini hanya dapat dilakukan sepanjang harga sahammencerminkan future cash flow perusahaan. Dan ini harus dibuktikan tersendiri. Sehinggatidak signifikannya economic exposure dapat pula disebabkan hal ini atau periode yangmenjadi cakupan penelitian terlalu singkat. Adanya perubahan sistem nilai tukar yang disebabkan karena krisis moneter tentunyamempengaruhi economic exposure perusahaan. Untuk itu regresi dilakukan dalarn dua kurunwaktu. yaitu periode saat menggunakan Managed-float exchange rate system (sebelum 14Agustus 1997) dan periode saat menggunakan freely floating exchange rate system. Pada saat Managed-Float Exchange Rate System jumlah economic exposure yangsignifikan sebanyak 3 dari 36 perusahaan, sedangkan pada saat Freely Floating ExchangeRate System jumlah yang signifikan 12 dari 36 perusahaan dan setelah diuji perbedaannyacukup signifikan. Pada saat Managed Floating Exchange Rate System, kurs lebih mudahdiperkirakan sehingga ketidak pastian tidak terlalu tinggi. Sebaliknya pada saat FreelyFloating Exchange Rate System, kurs ditetapkan oleh mekanisme pasar sehingga ketidakpastian sangat tinggi dan berpengaruh terhadap economic exposure perusahaan. Faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi economic exposure adalah presentasekepemilikan saham oleh investor asing, kewajiban bersih valuta asing, prosentase eksporterhadap total penjualan, impor bahan baku dan bahan pembantu, perusahaan melakukanhedging atas fluktuasi kurs dan status perusahaan, PMA atau PMÐN. Faktor-faktor tersebutdianalisa dengan univariate dan multivarite. Berdasarkan analisa multivariate ternyata faktor presentase penjualan ekspormerupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap besarnya koefisien economic exposure.Presentase penjualan ekspor menghasilkan b yang cukup besar dengan tanda negatif. Berartiperusahaan yang lebih banyak mengekspor memiliki economic exposure yang lebih besardaripada perusahaan yang lebih banyak menjual di dalam negeri. Tanda negatif menunjukkanbahwa semakin besar ekspornya akan menggerakkan arus kas perusahaan berlawanan arahdengan kurs Rupiah terhadap US Dollar. Artinya semakin melemahnya Rupiah terhadap USDollar justru semakin besar arus kasnya sehingga harga sahamnya naik. Sebaliknyamenguatnya Rupiah terhadap US Dollar akan menguatnya Rupiah terhadap US Dollar akan mengakibatkan berkurangnya arus kas perusahaan sehingga harga sahamnya turun. Berdasarkan analisa univariate, terdapat perbedaan koefisien economic exposure yangsignifikan antara perusahaan yang memiliki kewajiban valuta asing diatas aktiva valuta asing.perusahaan yang mengimpor atau tidak serta antara PMA dengan PMDN. Namun antaraperusahaan yang melakukan hedging dan tidak melakukan hedging. prosentase kepemilikaninvestor asing serta penjualan ekspor tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hedging dengan melakukan kontrak derivatif tidak selalu dapat mengurangi economicexposure. karena economic exposure cakupannva jangka panjang dan pada umumnyainstrumen hedging digunakan untuk melindungi perusahaan terhadap perubahan kurs valutaasing dalam jangka pendek. Ketidak konsistenan hasil dua analisa tersebut karena terdapat multicorrelation antarfaktor-faktor tersebut. Untuk Penelitian yang akan datang di dalam menghitung besarnya economic exposure,sebaiknya jumlah periode yang diamati ditambah demikian pula sampel perusahaannya Peneliti terbatas pada informasi yang tersedia di publik. Hal-hal lain yang dilakukanperusahaan untuk mengelola economic exposure apabila dapat diperoleh langsung dariperusahaan akan dapat lebih menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnyaeconomic exposure sehingga bermanfaat untuk penelitian selanjutnya. |