ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik sunat perempuan danfaktor – faktor yang berperan dalam praktik sunat pada anak perempuan di kotaBukittinggi tahun 2011. Penelitian ini memakai dua metode yaitu penelitiankuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.Sampel penelitian ini diambil dari populasi dengan kriteria ibu yang mempunyaianak balita perempuan yang berada di Kota Bukittinggi yang bersedia menjadiresponden. Sementara penelitian kualitatif ditujukan untuk melihat aspeksubyektif yang menjadi alasan dan melatar belakangi dari praktik sunat pada anakperempuan dipandang dari segi budaya dan kepercayaan masyarakat setempatdengan tehnik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan tokohagama , tokoh adat, bidan dan ibu balita perempuan. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa 67,6% responden mengaku telah melakukan praktik sunatpada anak perempuannya dengan 55% diantaranya menggunakan tehnikpemotongan sebagian kecil dari klitoris oleh tenaga Bidan. Penelitian inimenunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara Karakteristik Ibu (statuspekerjaan PR=1,53;CI 95% 1,11-2,11), Sikap (PR=1,59 ; CI 95% 1,28-1,99).Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa faktor agama yang menjadialasan dilakukannya praktik sunat pada anak perempuan di kota Bukittinggimeskipun dari segi agama masih terdapat perbedaan pemahaman tentang wajibtidaknya sunat perempuan tersebut.Lebih lanjut tatanan dari adat Minang tidakmenunjukkan bahwa sunat perempuan bagian dari tradisi karena tidak adaperayaan khusus dalam sunat perempuan ini. Dari hasil penelitian ini disarankanagar petugas kesehatan memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnyayang mempunyai anak perempuan mengenai pengaruh sunat perempuan terhadapkesehatan reproduksinya.Disamping itu dengan mengikut sertakan elemen terkaitseperti tokoh agama dan tokoh adat maka pemahaman masyarakat akan lebihbaik ABSTRACT This research is intended to explore Female Circumcision (FC) and involvedfactors that stimulate these FC’s practices in Bukittinggi at 2011. This researchuses two approaches, quantitative and qualitative way. Quantitative research isdone via cross sectional design. Research sampling is taken from domain area,those who have daughters and mind to be respondents. Meanwhile qualitativeresearch is aimed to gather subjective aspects from FC practices, especiallyrelated to social culture and religious values within respondents’ community, byhaving set of comprehensive interviews with religious leader, social leader, healthprofessional, and mothers whose daughter. The research result shows that 67,6%respondents have had FC applied to their daughters, 55% out of these usetechnique that cut only small part of clitoris and usually done by widwives. Theresults of this study showed that there was a significant correlation betweenMothers’Charakteristing( profession PR=1,53; CI 95% 1,11-2,11) and attitude(PR=1,59 CI 95% 1,28-1,99). Furthermore, on the religious perspective there areseveral understanding about the obligatory of FC, some says it is a must somesays it is optional. Minangkabau custom does not indicate that FC is part of itstradition as there is no specific ceremony for this. As result of this research then itis recommended health professionals to put directive counseling about publichealth’s reproduction, especially those whose daughter. By involving relatedelements such as religious leader and Minangkabau custom leader, theunderstanding of FC on public point of view will be more effective |