Perkembangan uang beredar dan money multiplier setelah Pakto 27, 1988
Agnes Isnawangsih;
Erman Munzir, supervisor
([Publisher not identified]
, 1991)
|
ABSTRAK Kebijaksanaan moneteradalah langkah-langkah pengaturanjumlah uang beredar yang diarahkan Untuk mendorong pertumbuhanekonomi memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pemerataanpendapatan menjaga kestabilan harga dan neraca pernbayaran. Interaksi antara kekuatan penawaran dan permintaan uangakan menentukan kondisi pasar uang. Kondisi pasar uangtersebut pada gilirannya akan mempengaruhi sektor riil perekonomian seperti pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi,kesempatan kerja, harga-harga dan neraca pembayaran. Untuk menunjang efektivitas pelaksanaan kebijaksanaanmoneter diperlukan suatu tatanan sistem keuangan. Sistemkeuangan Indonesia terdiri dari lembaga-lembaga di dalam dandi luar sistem moneter. Sistem moneter terdiri dari lembaga-lembaga yang dapat menciptakan uang kartal dan uang giral. Kebijaksanaan Pakto 27 yang dimaksud dalam pembahasanadalah ketentuan Pakto 27, 1988 dan ketentuan-ketentuanlanjutannya yang mencakup kebijaksanaan di bidang keuangan,moneter dan perbankarn. Kebijaksanaan yang mempengaruhipertumbuhan uang beredar adalah : kebijaksanaan di bidangpengerahan dana masyarakat dan peningkatan efisiensiperbankan, kebijaksanaan di bidang devisa, kebijaksanaan dibidang perkreditan dan kebijakan penyempurnaan tata caraPerdagangan SBI dan SBPU. Pakto 27 mempengaruhi uang beredar terutama pada peningkatan money multiplier. Peningkatan money multiplier ini terjadi karena penurunan reserve requirement, dan penurunan ratio currency-deposit. Penurunan ratio currency-deposit merupakan akibat dari menurunnya tingkat bunga yang terjadi karena peningkatan likuiditas perekonomian, peningkatan penghimpunan dana perbankan, peningkatan tingkat monetisasi, dan peningkatan bank mindedness. Peningkatan uang beredar terjadi terutama karenapeningkatan uang kuasi dan uang giral. Peningkatan uang kuasidan uang giral disebabkan karena peningkatan loanable fundyang dimiliki perbankan. Peningkatan loanable fund inidisebabkan karena peningkatan dana pihak ketiga yang dihimpunperbankan, peningkatan moneterisasi dan bank mindedness,peningkatan dana luar negeri yang dimiliki perbankan, sertapenurunan cadangan yang harus dipertahankan oleh bank-bank. Peningkatan uang primer setelah Pakjan cenderung menurun.Hal ini disebabkan karena berkurangnya kredit likuiditas.Kebijaksanaan di bidang devisa cenderung meningkatkan uangprimer melalui peningkatan net foreign asset yang dimilikiotoritas moneter antara lain sebagai akibat pengembanganekspor non migas dan penyempurnaan mekanisme swap. Selain ituPeningkatan uang primer juga didorong dengan pertumbuhanekonomi yang semakin membaik. Namun demikian perkembangan uangprimer setelah pakto relatif terkendali karena bank sentraldapat secara langsung mengendalikannya antara lain melaluimekanisme operasi pasar terbuka. |
T3012-Agnes Isnawangsih.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1991 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | vii, 71 pages ; illustration : 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-616277266 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20440566 |