Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan dan makna ritual kapontasu dalam kaitannya dengan komunikasi transendental dan menganalisis simbol-simbol yang terdapat di dalamnya; berupa bhatata (mantra), sesaji, bahan-bahan ritual kapontasu. Tinjauan teoretis yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep ritual, teori komunikasi trasendental dan teori semiotik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, proses pelaksanaan ritual kapontasu terdiri dari 3 tahap; yaitu (1) tahap pra-pelaksanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) kegiatan terakhir adalah menanam. Kedua, makna simbol-simbol yang terdapat dalam ritual kapontasu kaitannya dengan komunikasi transendetal pada masyarakat etnik Muna adalah terdiri atas 2 yakni; pertama, makna simbol material berupa bahan sesajen, dan kedua, makna simbol non material berupa falia (pantangan) dan bhatata (mantra). Bentuk komunikasi transendental dalam ritual kapontasu, yakni: pihak yang menjadi sumber atau komunikator adalah Tuhan dan manusia (parika), Unsur pesan yang disampaikan adalah berupa doa/mantra. Media yang digunakan adalah komunikasi tradisional berbentuk lisan dalam bentuk verbal (bahasa/bhatata) dan nonverbal (gerak isyarat). Unsur penerima adalah sama dengan sumber, di mana Tuhan dan kekuatan gaib, dan manusia yang berfungsi timbal-balik sebagai sumber dan penerima. |