ABSTRAK Ambruknya kinerja perusahaan sekuritas dalam 3 tahun terakhir tak pelakdisebabkan oleh krisis ekonomi politik dan kearnanan yang tak kunjung usai. Dampaknyata situasi ekonomi, politik dan keamanan yang tak menentu adalah jatuhnya indeksharga saham gabungan (lHSG) dan anjloknya nilai transaksi. IHSG di BEJ yang pada 17 Januari 2000 sempat mencapal level 703,48, pada 3Nopember 2000 sudah menurun ke level 409,83, atau turun sekitar 42 persen. Rata-rata nilai transaksi saharn per hari turun dari Rp. 1,3 triliun pada Januari 2000 menjadiRp. 413,7 miliar pada Oktober 2000. Dalam tiga hari pertama Nopember 2000, rata-rata transaksi saham di bawah Rp. 200 miliar. Dalam kondisi pasar yang menurun seperti di atas, perusahaan efek yang hanyamengandalkan kegiatan di pasar sekunder jelas menghadapi kesulitan dalammempertahankan kegiatan operasinya. Setidaknya ada dua cara untuk mengukur keandalan perusahaan efek dalamkegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek. Pertama dilihat dari nilai transaksi. Kedua,dilihat dari keaktifan transaksi, yang bisa dideteksi dari frekuensi transaksi.Dukungan dana besar juga menjadi garansi bagi kiprah sebuah PPE ModalKerja Bersih Disesuaikan (MKB3D) merupakan parameter utama. PPE dengan modalkerja besar jelas mampu bersaing dengan nilai transaksi besar pula. Nah, kalau soalini, PPE asing atau yang menyandang label BUMN jelas akan sulit disaingi sekuritaskelas menengah dan kecil. Dalam karya akhir ini di pelajari aktivitas dan strategi PT Trimegah SecuritiesTbk. dalam upayanya bersaing di tengah peluang dan ancaman yang terjadi padaindustri sekuritas khususnya di tengah krisis ekonomi yang sedang dialami olehIndonesia, untuk mempertahankan dan mengembangkan pangsa pasar dalam upayapeningkatan kinerja operasionalnya Melalui penelitian ini diharapkan bisamemberikan masukan bagi keberhasilan Perusahaan dan juga memberikan tambahanwawasan bagi para pembaca. Dari hasil analisa lingkungan eksternal, terdapat beberapa peluang yang bisadimanfaatkan antara lain : semakin luasnya penyebaran pengetahuan mengenai pasarmodal di masyarakat, diterapkannya otonomi daerah mendorong memberikan peluangyang lebih besar bagi perusahaan-perusahaan daerah untuk ?go public?, dan penjualanaset BPPN, dimana Perusahaan dapat bertindak sebagai Penasehat bagi BPPN maupunbertindak sebagai ?investor?. Ancaman-ancaman yang bisa dilihat antara lain: krisisekonomi yang berkepanjangan, ketidakstabilan politik di Indonesia, masih Iemahnyadaya tabung massyarakat dan tingginya tingkat ?Country Risk? Indonesia, yangberdampak pada rendahnya minat investasi asing di Indonesia dan rendahnyapenilaian terhadap aset ataupun nilai saham di Indonesia. Analisa lingkungan internal yang dilakukan menunjukan beberapa kekuatanyang dimiliki perusahaan : yaitu memiliki bidang pelayanan uang lengkap, memilikitenaga kerja yang profesional, fokus pada kegiatan usahanya dan didukung oleh sistem?back office? yang baik. Selain itu beberapa kelemahan yang dimiliki perusahaanyaitu: masih minimnya pengalaman dan keahlian dalam bidang ,?financial advisory?dibandingkan dengan,?investment bank? asing yang ada di Indonesia dan rendahnyajumlah nasabah asing, baik institusi maupun perorangan. Dari hasil pencapaian factor kunci sukses perusahaan, terlihat bahwaperusahaan dapat memenuhi seluruh faktor. Dari hasil kajian terhadap strategi bersaing Perusahaan, strategi yangditerapkan perusahaan sudah baik, hanya saja masih perlu dilengkapi dengan suatustrategi yang bersifat dinamis, yang disusun sesuai dengan kemungkinan terjadìnyaperuabahan kondisi perekonomian. Hal ini dipandang perlu agar Perusahuan menjadilebih siap dalam menghadapj perkembangan Iingkungan usaha yang relatif tidak dapatdipastikan. |