ABSTRAK Fakta menunjukkan bahwa rekayasa-ulang proses bisnis semakin hari semakin dicintaisebagai alternatif terbaik bagi perusahaan untuk menjawab tantangan berat yang datang daripelanggan, persaingan, dan perubahan dalam lingkungan usaha yang semakin kompleks danturbulen. Tetapi juga terdapat fakta suram bahwa rekayasa-ulang merupakan usaha yang beresikotinggi kanena banyaknya kegagalan yang dialami oleh berbagai perusahaan yang mencobanya Literatur menyatakan bahwa kendala terbesar atas keberhasilan rekayasa-ulang terletakpada keengganan organisasi untuk berubah (resistance to change). Dengan demikian manajemenperubahan untuk rekayasa-ulang merupakan faktor kritikal yang perlu mendapat perhatian besar. Perubahan yang disebabkan rekayasa-ulang bersifat radikal, systemwide dan mendadak.Karakteristik seperti ini kurang terakomodasi oleh framework berpikir tradisional yang condongkepada kondisi keseimbangan (equilibrium), reduksionistik, dan deterministik. Teori chaos dankompleksitas telah membawa pemahaman baru tentang sistem-sistem nonlinier yang berada dalamkondisi jauh dari keseimbangan (far-from-equilibrium), ketika cara berpikir holistik dan nondeterministik lebih sesuai untuk digunakan. Organisasi sebagai suatu bentuk sistem nonlinier, danrekayasa-ulang sebagai pemicu kondisi far-from-equilibrium dalam organisasi, dengan demikianrelevan untuk dikaji dengan teori ini. Astra Mobil Group saat ini tengah melakukan rekayasa-ulang dalam proyek yang disebutProyek ASMO 2003. Proyek ini dilihat sebagai sebuah usaha transformasi organisasi menghadapiabad 21, ketika era perdagangan bebas ? AFTA, APEC ? dimulai. Tugas transformasi ini sangatbesar, karena mencakup seluruh divisi (Nissan Diesel, BMW, Peugeot, Daihatsu, Isuzu) dengantotal personil sekitar 11000 orang. Penelitian ini mengkaji praktek manajemen perubahan yangdilakukan dari perspektif teori chaos dan kompleksitas. Ditemukan bahwa karakteristik manajemen perubahan untuk rekayasa ulang di AstraMobil Group didominasi oleh pendekatan top-down. Teknik komunikasi melalui presentation-roll-down, penggunaan majalah internal perusahaan, poster dan spanduk, menunjukkan bahwa alirankomunikasi cenderung berlangsung saru arah ? dari atas ke bawah. Faktor kunci implementasirekayasa-ulang berupa penerimaan user atas proses baru hasil rancangan tim rekayasa-ulangmemang telah dìsadari. Hal ini tercermin dalam pembentukan transformation laborutory, sehinggadiharapkan terjadi proses negosiasi antara para perancang proses dengan user sebelum benar-benardiimplementasi. Tetapi user dalam transformation laboratory hanyalah sebagian sangat kecil dariseluruh populasi calon user di Astra Mobil Group, sehingga transformation laboratory tampaknyaberfungsì Iebih sebagai teknik validasi teknis dan pada validasi sosiologis vang menjaminpenerimaan dari seluruh lapisan personil. Penulis menggunakan teori chaos dan kompleksitas untuk mengusulkan model manajemenperubahan yang digabungkan dengan praktek manajemen perubahan Astra Mobil Group.Perubahan yang sejati, dalam perspektif teori chaos dan kompleksitas, adalah sebuah proses self-Organization. Hal ini terjadi ketika terbentuk interkoneksi masif dalam organisasi, yang membuatkomunikasi dan inforrnasi terdistribusi semaksimum mungkin. Pada tingkat praktis, hal ini bisadiwujudkan dengan mengeksploitasi pemanfaatan grouware (dimensi teknologs), danpembentukan jaringan informal (dimensi sosiologis). Kedua hal ini akan memfasilitasiterbentuknya kultur dialog, komunikasi, toleransi terhadap ambiguitas, sekaligus (pada dimensipsikologis) memelihara sense of identity dari masing-masing unit organisasional ketika dihadap kanpada keharusan berubah. |