Penelitian ini berfokus pada jaringan komunikasi termediasi teknologi yang digunakan oleh wartawan untuk mengumpulkan berita. Dalam Teori Jaringan Aktor, teknologi diberikan peran sebagai aktor non-manusia dalam membentuk jaringan. Peran menjadi diperhitungkan, seperti yang terjadi pada para aktor manusia. Proses di mana seorang aktor bergabung jaringan dipandang sebagai translasi, suatu proses perakitan antara aktor manusia dan aktor non-manusia. Translasi memberikan peran masing-masing aktor, yang mungkin gagal atau berhasil. Keberhasilan translasi ditandai dengan jaringan yang stabil dan abadi. Penelitian ini kualitatif dengan studi jaringan milis komunitas wartawan untuk mengetahui cara wartawan membangun jaringan serta alasan untuk perakitan dan mempertahankan hubungan. Penelitian ini kemudian menemukan tidak hanya tentang jaringan aktor, tetapi juga jaringan berbagi aktor dan jaringan yang tidak dapat dibubarkan, atau ireversibel.This study focuses on technology-mediated communication network used by journalists to gather news. In the Actor-Network Theory, technology is given the role as non-human actors forming the network. Roles are taken into account, like that of the human actors. The process by which an actor joins the network is seen as a translation, a process of assembling human actors and non-human actors. Translation assigns the role of each actor, it may fail or succeed. The success of translation is characterized by a network that is stable and lasting. This qualitative research with case study of the network of journalist community mailing list is to find out how journalists construct a network as well as the reasons for assembling and maintaining relationships. The study then found out not only about the actor network, but also the actor-sharing network and a network that can not be dissolved, or irreversible. |