ABSTRAK Dengan semakin ketatnya persaingan dalam berbagai industri, setiap perusahaandituntut untuk melakukan strategi yang tepat. Untuk memantau sejauh mana strategi yangdijalankan sudah tepat, perusahaan harus didukung oleh informasi yang relatif akurat. Salahsatu informasi yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya produk. Strategi manapunyang dijalankan oleh perusahaan, biaya produk yang relatif akurat akan membantu dalammelakukan strategic profitability analysis. Sistem akuntansi biaya tradisional (sistem tradisional) yang masih banyak digunakan, mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk menggunakan dasar alokasi yangsederhana seperti, jam atau biaya tenaga kerja langsung, penggunaan bahan baku atau jammesin. Semua dasar alokasi tersebut menunjukkan pembebanan yang proporsional antaravolume produksi dengan biaya tidak langsungnya. Informasi biaya produk yang dihasilkan akan terdistorsi. Gejala-gejala yangmenunjukkan distorsi pada biaya produk adalah produk yang diproduksi dalam jumlah besaratau ukuran besar atau menggunakan proses yang sederbana akan mendapat alokasi biayatidak langsung yang relatif terlalu besar, sebaliknya produk yang diproduksi dalam jumlahkecil atau ukuran kecil atau, menggunakan proses yang rumit akan mendapat alokasi yangrelatif terlalu kecil. Keadaan di atas dapat diatasi dengan menggunakan sistem ABC. Sistem ABCmengatribusilcan biaya tidak langsung berdasarkan konsumsi aktivitas oleh masing-masingproduk. Untuk mengimplementasikan sistem ABC terlebih dahulu perlu diidentifikasikanjenis-jenis aktivitas yang terjadi di sepanjang mata rantai penciptaan nilai, yaitu unit/volume-related, batch related, product sustaining atan facility sustaining activities. Kondisi-kondisi yang menunjukkan diperlukannya sistem ABC adalah perusahaan menghasilkan multi produk dengan diversitas volume atau ukuran atau proses produksi, porsi biaya tidak langsung sudah menjadi semakin besar. Keputusan untuk sistem ABC ditentukan oleh cost ofmeasurement, cost of error dan diversitas produk. PT DBBC menghasilkan berbagai minuman dengan diversitas volume danbotol di tiga line. Alokasi biaya tidak langsung yang terdiri dari factory overheadbahan tidak langsung dilakukan berdasarkan jumlah liter produksi (volume-based)dengan mengabaikan perbedaan konsumsi sumberdaya dan aktivitas oleh masing-masingline. Akibatnya, minuman yang mepunyai rasa dan volume produksi yang berbeda tetapiukuran botolnya sama serta diproduksi di line yang berbeda-beda akan mendapat alokasibiaya tidak langsung yang sama besar. Minuman yang permintaannya tinggi sehinggadiproduksi dalam volume besar atau dikemas dalam botol besar (1 liter) memperoleh alokasibiaya tidak langsung yang terlalu besar. Sebaliknya, minuman yang diproduksi dalamvolume kecil atau dikemas dalam botol kecil memperoleh alokasi yang terlalu kecil. Distorsi biaya produk di atas timbul karena tidak semua biaya tidak langsungproporsional dengan hasil produksinya, contohnya perbaikan dan perawatan yang dilakukanoleh departemen Technical & Maintenance, pemakaian air dan bahan kimia untuk sanitasi,pemakaian listrik dan bahan bakar solar. Walaupun biaya produk bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam penetapanharga, biaya produk yang relatif akurat yang dihasilkan oleh sistem ABC akan berrnanfaatbagi PT DBBC dalam melakukan strategic profitability analysis, antara lain dalam menetapkan batas maksimum pemberian potongan harga, negosiasi manufacturing fee, penetapanproduct mix, perbaikan atau penyederhanaan proses kerja dan sebagainya. Perubahan darisistem tradisional ke ABC sangat dianjurkan karena manfaat yang dapat diperoleh jauh lebihbesar daripada biayanya. |