ABSTRAK Penanaman modal dalam bentuk saham, pada awal mulanyarelatif kurang menarik, karena selain yield dalam bentukdeviden yang kecil, juga sebagai akibat pasar modal yang tidakjalan menyebabkan kemungkinan untuk memperoleh capital gainmenjadi semacam impian belaka. Tekad pemerintah untuk kembali menghidupkan pasar modalagar dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sarana pembiayaanbagi dunia usaha, tercermin dengan telah diambilnya serangkaian kebijaksanaan deregulasi seperti : penyederhanaan prosedurdan persyaratan emisi, diijinkannya pemodal asing utukmelakukan investasi di Indonesia, dan lain sebagainya. Hasildari serangkaian kebijaksanaan deregUlasi tersebut telahmemperlihatkan kiprahnya, yaity ditandai oleh jumlah perusahaan yang go public mencapai 116 buah dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp. 10.702,4 milyar, Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG) melonjak dari 83,5 pada akhir 1988 menjadi 624,3 padabulan Juni 1990, dan nilai transaksi perdagangan per hari.untuk bulan Juni 1990 mencapai angka sekitar Rp. 32,5 milyar. Saham merupakan salah satu dari kebutuhan manusia, diproduksi oleh produsen yang dalam hal ini adalah emiten dandikonsumsikan oleh pemodal untuk ,memuaskan kebutuhannya, yaituharapan akan memperoleh penghasilan baik berupa deviden maupuncapital gain. Saham mengandung resiko. Artinya, harga sahambisa naik atau turun atau bahkan bisa menjadi tidak berhargasama sekali jika emitennya bangkrut. Akan tetapi resiko didalam saham adalah resiko yang dapat diperkirakan, sehinggaunsur ekspektasi memegang peranan. Dalam rangka pemilikan saham, pemodal menanggung resikosistematis yang disebut juga resiko pasar. Ukurannya dikenaldengan istilah beta. Jika beta suatu saham tertentu samadengan satu, maka nilai saham tersebut diharapkan bergerakbaik naik ataupun turun dalam proporsi yang sama dengan pergerakkan naik dan turunnya pasar, dengan asumsi faktor?faktorlain tidak berubah. Untuk suatu saham dengan beta >1, misalnya1,5 maka dapat dikatakan sebagai saham agresif, dimana nilaisaham itu akan cenderung bergerak naik maupun turun secaraproporsional sebesar 1,5 kali dan naik atau turunnya pasar.Demikian pula halnya bagi saham dengan beta <1, yang disebutsebagal saham yang defensif. |