ABSTRAK Sebagai perusahaan swasta yang betum lama berdiri, KT Group terlibat dalam beberapaaktivitas usaha dibidang jasa teknik, salah satu bidang jasa tersebut adalah jasa rekayasa, yangmerupakan bidang jasa terbaru diantara berbagai jasa teknik yang diselenggarakan, dalam halini opersi pelaksanaanya ditangani PTRN. Permasalahan yang akan ditampilkan adalah adanya keperluan akan perencanaanstrategik sebagai pegangan buat PTRN, karena selama ini PTRN cuma seiring akan kemauanKT Group yang merupakan induknya. Latar belakang adanya desakan adalah terjadinyaketimpangan prioritas, sehingga banyak pekerjaan diluar jalur ditangani juga oleh PTRN. Jadi tegasnya karya tulis ini membahas masalah perencanaan strategik, dimana yangdiambil sebagai studi kasus adalah sebuah perusahaan yang berspesialisasi menangani kontrakEPC (engineering, procurement, construction), yang ternyata bidang jasa rekayasanya masihdalam tahap merintis. Tujuan karya tulis ini adalah untuk melakukan kajian dasar untuk perencanaan strategikbagi PTRN sebagal pihak yang merasa terdesak. Beberapa kajian dasar tersebut diantaranyaadalah melakukan studi analisa prioritas, juga penelitian - penelitian sasaran strategik (strategicthrust) hingga tahun 1996. Didalam menyusun tulisan ini bukanlah mengharapkan terbentuksuatu rencana strategik yang cukup matang, tetapi disini mencoba disusun suatu peganganperencanaanya, sehingga metodologi seperti yang disarankan William P. Anthony cukupmengena, disamping memperhatikan kritik - kritik yang dilontarkan Henry Mintzberg atassering kacaunya suatu perencanaan strategik. Temuan yang diperoleh dari berbagai upaya diatas adalah ternyata dari bidangengineering, procurement dan construction, memang bidang engineeringlab yang tepat sebagaiprioritas utama untuk PTRN. Output lainnya adalah dihasilkannya garis besar perencanaanyang tentu saja dìharapkan berguna untuk membuat operasionalisasi atas rencana. Secara sekilas perencanaan strategik untuk PTRN ìni kelihatan tidak istimewa, olehkarena tujuannya adalah agar dapat dilaksanakan, maka isi pokok langkah-langkah dasarnyaadalah sebagai berikut: Dari analisa Iingkungan dan perkiraan Iingkungan, disimpulkan ada peluang bisnispengadaan, bisnis rekayasa dan bisnis konstruksi. Melihat keadaan Iingkungan luar, disusun dasar-dasar perencanaan strategik: . Harus siap menghadapi persaingan yang semakin berat di proyek bangunan air. . Perlu antisipasi akan hadirnya proyek PLN, terutama PLTA dan PLTM . Berusaha mendapatkan sub pekerjaan atas proyek PERTAMINA di Natuna. . Meningkatan dan memelihara hubungan yang telah terjalin dengan PLN. . Mengantisipasi akan banyaknya pabrik luar negeri yang direlokasi di Indonesia. . Menggali peluang atas dukungan Departemen Perhubungan terhadap PTRN. . Mempergencar pemasaran jasa rekayasa di sektor swasta. . Menggali Iebih lanjut proyek di BMG dan Direktorat Vulkanologi.Penafsiran Internal menunjukkan PTRN punya kelemahannya di bidang teknìk perlistrikan(electrical engineering). Misi perusahaan menyebut tentang pengalaman, bidang teknologi rekayasa, jangkauanwilayah Indonesia, keuntungan yang memadai, serta bercita-cita ke pelaksanaan fisik. Akhirnya sasaran strategik menekankan rekayasa mengarah ke pelaksanaan fisik, mencobamenghindari proyek yang porsi utamanya teknik listrik arus kuat, meningkatkan persiapanguna memenangkan tender, mulai mengejar proyek swasta, dan meningkatkan aktivitas diBMG dan vulkanologi. Guna mencapai rencana strategik ini, serta agar manfaatnya kelihatan, perlu di susunrencana pengoperasiannya, jadi dengan perkataan lain tanpa operasionalisasi atas rencana, makakesemuanya ini tidak ada gunanya. Oleh sebab itu tidak ada salahnya kalau meminta bantuan ke konsultan untukmenyusunkan rencana operasionalnya, memang hal ini memerlukan biaya, namun mengingatkondisi menejemen PTRN sendiri yang saat ini tenaga dan waktunya sangat terbatas, maka halini bisa dimaklumi. Jadi sesuai dengan maksud ditulisnya perencanaan ini walaupun cuma secara garisbesar, arah yang dituju sudah tergambarkan, tinggal menelusuri secara detil guna mendapatkanrencana yang betul-betul mendekati sempurna. |