ABSTRAKBerlawanan dengan segala pujian terhadap kemajuan teknologi dan kemakmuran yang dimiliki, tampilan wajah dan morfologi kota Jepang sering mengundang kritik seperti membosankan, tidak menarik, brutal, dan kacau. Pertanyaannya adalah dalam kekacauan tampilan realitas urban yang ada, bagaimana kota Jepang dapat mencapai stabilitas seperti saat ini? Adakah keteraturan di balik kekacauan yang ditampilkan, sehingga warga kota di Jepang dapat hidup relatif nyaman dan aman? Kajian ini menganalisis aspek-aspek yang mempengaruhi realitas urban Jepang, mulai dari sistem alamat yang membingungkan hingga proses transformasi bangunan gedung yang berlangsung cepat. Temuan tentang tatanan tersembunyi yang berlaku di Jepang dalam pengaturan tata ruang hidup berkota membuka pemahaman bahwa kekacauan fisik dan spasial yang ditunjukkan oleh sebuah kota yang dipenuhi kesesakan tidak selalu identik dengan kekacauan sosial. Despite the highly praised for technology achievements and prosperities, the morphology and appearance of Cities in Japan are often criticized as dull, uninteresting, brutal, and chaos. The question is, how do cities in Japan gain stability while the reality of the urban condition is in a chaos? Is there something behind the chaos that makes urban dwellers of Japanese cities able to relatively live comfortably and safely? This paper analyses some aspects which shaped Japan urbanism, from disorderly addressing system to the speed of building transformations that considerably high. Findings on the hidden orders behind the chaos of Japanese cities reveal an understanding that the spatial and physical chaos of a dense city are not always identified as a social chaos. |