:: Artikel Jurnal :: Kembali

Artikel Jurnal :: Kembali

Pengentasan kemiskinan dengan kearifan lokal (studi kasus di pulau Buru-Maluku dan Surade-Jawa Barat) / Marcus J. Pattinama

Pattinama, Marcus J.; (Universitas Pattimura. Fakultas Pertanian, 2009)

 Abstrak

Dalam kajian ini dilakukan studi literatur mengenai konsep kemiskinan dan pengamatan ke lokasi penelitian untuk
mendeteksi siapakah penduduk miskin itu? Kemudian mencari alternatif kebijakan yang sesuai dengan kondisi spesifik
lokal untuk menanggulangi kemiskinan, dan akhirnya menggali serta memahami kearifan penduduk lokal dalam
hubungannya dengan upaya preventif untuk menanggulangi kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode survei
dengan observasi langsung, in-depth interview dan diskusi kelompok fokus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsep kemiskinan bersifat banyak sisi (multifaset). Orang Bupolo dan petani Surade sama-sama mengolah lahan
sempit. Petani Surade miskin karena tidak mempunyai lahan atau memiliki lahan tetapi dengan skala usaha yang relatif
kecil. Orang Bupolo memiliki tanah yang relatif luas tetapi mempunyai keterbatasan akses pada teknologi, hidup
terisolasi karena tidak mempunyai akses terhadap sarana dan prasarana sosial ekonomi maupun komunikasi, sehingga
mereka hidup miskin dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Jadi definisi kemiskinan perlu
diperluas meliputi akses terhadap infrastruktur sosial ekonomi, keluar dari keterisolasian, ketidakberdayaan, dan
kebebasan mengeluarkan pendapat, serta memperoleh keadilan dalam pembangunan. Kemiskinan tidak bisa
didefinisikan secara tunggal yakni dari kacamata pemenuhan kebutuhan kalori semata sebagaimana yang dilakukan
Biro Pusat Statistik (BPS) selama ini, karena pada hakekatnya definisi kemiskinan tidak hanya bersifat relatif tetapi juga
dinamis.
Literature reviews on the concept of poverty and local observation on the field study were employed to investigate who
the poor are, in order to seek alternative policies according to specific local conditions to combat poverty, and to see
local wisdom in a preventive effort to reduce poverty. Survey methodology, in-depth interviews and focus groups
discussions were used in this study. The findings suggest that the concept of poverty is multifacet. Both Bupolo people
and Surade farmers cultivate small land. While Surade farmers are poor with no or limited land size and with relatively
small scales' business, Bupolo people have relatively larger land size but have limited technology access, and less
access to social economic infrastructure, making them poor and only able to survive with food daily. The concept of
poverty needs to be extended to include access to social economic infrastructure, remoteness, disempowerment,
freedom of speech, and fairness in development. Poverty cannot be defined individually solely from the context of the
calorie fulfilment as a standard used by BPS. However, in principle, the concept of poverty cannot only be defined as a
relative, but also dynamic concept.

 File Digital: 1

Shelf

 Metadata

No. Panggil : PDF
Entri utama-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Universitas Pattimura. Fakultas Pertanian, 2009
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
ISSN : 24069183
Majalah/Jurnal : Makara Hubs-Asia
Volume : Vol. 13, No. 1, July 2009: Hal. : 1-12
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Akses Elektronik : http://hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia/article/view/195
Institusi Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 4, R. Koleksi Jurnal
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
PDF TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20441682