Pregnancy and childbirth were a time of unique vulnerability to violence victimization because of changes in women’sphysical, social, emotional, and economic needs during pregnancy. This study aims to determine the factors associatedwith gender-based violence among pregnant women attending antenatal care clinic (ANC). A cross-sectional study wasconducted among 202 pregnant women attend antenatal ward of primary health care centre (PHC) of Syangja districtduring September 2014 to December 2014 by using semi-structure questionnaire with face to face interviews. SPSSsoftware was used for analysis the data. The prevalence of gender based violence (GBV) among pregnant women wasfound to be 91.1%. The socio-demographic variables such as ethnicity, religious, the age of respondents, the age ofmarriage, occupation, and annual income had no association with the experience of different types of GBV (p > 0.05).However, there was a statistically association between husband education (p=0.03), the age of marriage (p=0.039) andtype of marriage (p=0.013) in case of psychological and economic violence whereas there was no statisticallyassociation between with other types of violence. In conclusion, gender based violence during pregnancy was a majorprevalent public health problem is Syangja district of Nepal. Focus on age of marriage, types of marriage and educationof husband may reduce gender based violence among the pregnant women. Women’s empowerment, economicautonomy, sensitization, awareness and needed of large-scale population-based surveys were the major recommendationof this study Faktor yang Memengaruhi Kekerasan berdasarkan Jenis Kelamin pada Wanita Hamil yang MengunjungiKlinik Antenatal di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer Daerah Syangja, Nepal. Kehamilan dan kelahiran anakmerupakan waktu rawan yang khusus untuk penganiayaan kekerasan karena perubahan fisik, sosial, emosi, dankebutuhan ekonomi wanita selama kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor yang berkaitan dengankekerasan berdasarkan jenis kelamin pada wanita hamil yang datang ke klinik ANC. Penelitian cross sectionaldilakukan pada 202 wanita hamil yang mengunjungi bagian antenatal PHC di daerah Syangja selama September 2014hingga Desember 2014 menggunakan kuesioner semi terstruktur dengan wawancara tatap muka. Perangkat lunak SPSSdigunakan untuk menganalisis data. Prevalensi GBV di antara wanita hamil diperoleh sebesar 91,1%. Variabel sosiodemografik seperti suku, agama, usia responden, usia pernikahan, pekerjaan, dan pendapatan per tahun tidak berkaitandengan pengalaman berbagai jenis GBV (p>0,05). Walaupun demikian, ada hubungan secara statistik antara pendidikansuami (p=0,03), usia kehamilan (p=0,039), dan jenis pernikahan (p=0,013) pada kasus kekerasan psikologis danekonomi walaupun tidak ada hubungan secara statistik dengan jenis kekerasan yang lain. Kesimpulannya, kekerasanberdasarkan jenis kelamin selama kehamilan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling utama di daerahSyangja, Nepal. Berdasarkan pada usia pernikahan, jenis pernikahan, dan pendidikan suami dapat mengurangikekerasan berdasarkan jenis kelamin pada wanita hamil. Pemberdayaan wanita, kemandirian ekonomi, sensitisasi,kepedulian dan perlunya survei berdasarkan populasi skala besar merupakan rekomendasi utama penelitian ini. |