ABSTRAK Transportasi laut merupakan sarana yang penting didalampengangkutan barang dan penumpang antar negara maupun dalamsatu negara, khususnya Indonesia yang secara geographismerupakan negara kepulauan. Biaya operasi dan biaya angkut tnenggunakan kapal peti kemasyang lebih murah dibandingkan kapal konvensional dan manfaatekonomi peti kemas yang lain, mendorong peningkatan penggunaanpeti kemas untuk pengiriman barang. Meskipun demikiankeuntungan penggunaan peti kemas ini akan kurang bermanfaatjika pelayanan Pelabuhan Peti Remas kurang efisien danefektif. Untuk memberikan pelayanan yang baik, Pelabuhan Tanjung Priok,khususnya Divisi Usaha Terminal Peti Kemas (DUTPK), telahmenyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Adapunsalah satu diantaranya adalah Sistem Informasi Peti Kemas atauSistem Informasi Manajemen Divisi Usaha Terminal Peti Kemas(SIM DUTPK). SIM DUTPK yang seperti halnya struktur organisasi DUTPK,merupakan bagian dari SIM Perum Pelabuhan II. 3ika dilaniutkan ke tingkat yang lebih atas, SIM Perum Pelabuhan II tidakdapat dilepaskan dari SIM subsektor perhubungan Laut dan SIMSektor Perhubungan. Oleh karena itu pengembangan SIM DUTPKselain ditujukan untuk mendukung pengoperasian dan pengusahaanpelabuhan Peti Kemas, juga untuk mendukung kebutuhan /permintaan data dan SIM tingkat yang lebih atas. SIM DUTPK pada dasarnya digunakan untuk menjejaki petikemas selama berada di pelabuhan, yang pada gilirannya kandigunakan sebagai data untuk menghitung biaya jasa peti kemasselama di Pelabuhan. Pembayaran jasa oleh pemilik Peti Kernasmerupakan pendapatan utama Pelabuhan disamping pernbayaran jasakapal selama di Pelabuhan. Selain dari pada itu, SIM DUTPK juge diperlukan untuk membantuperencanaan operasi seperti perencanaan lapangan penumpukan,perencanaan kapal, perencanaan penggunaan alat, perencanaanpenggunaan tenaga manusia dan lain?lainnnya. Dengan adanyaperencanaan operasi yang baik, dapat diharapkan pelayanan jasapelabuhan akan lebih efisien dan efektif. Meskipun SIM - DUTPK dapat meningkatkan efisiensi danefektivitas operasi pelabuhan, bukan berarti bahwa SIM DUTPKdapat memecahkan seluruh permasalahan operasional. Hasil temuan menunjukkan beberapa masalah operasional yangterjadi dan perlu diatasi dengan cara operasional. Demikianjuga ditemukannya masalah keuangan yang berkaitan denganmasalah operasi perlu diatasi dengan alternatif prosedurkeuangan. Adapun masalah yang berkaitan dengan SIM - DUTPK pada umumnyaberkaitan dengan perancangan sistem yang perlu ditingkatkandan perlu dibuatnya beberapa aplikasi sistem tambahan. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa masalah operasional yangberkaitan dengan tingginya jumlah peti kernas yang ditumpuk danlamanya rata?rata waktu penurnpukan telah diatasi dengan adanyaSurat Keputusan Direksi Perum Pelabuhan II dan pemindahan kelokasi penumpukan di luar area Pelabuhan. Masalah keuangan yang berkaitan dengan keharusan untukmembayar secara tunai, sehingga diperkirakan merupakan salahsatu penghambat kelancaran pelayanan, telah diusulkanalternatif kemungkinan penggunaan mekanisme piutang (accountreceivable) terutama untuk perusahaan besar dan bonafid. Ada 3 alternatif usulan yang diberikan dalam rangka mengatasipermasalahan SIM-DUTPK, dimana setelah dilakukan pembahasandipilih satu alternatif usulan. Alternatif usulan yang dipilih ialah Perancangan kembalisietem yang ada dengan menggunakan teknologi yang baru, dantetap memanfaatkan peralatan yang ada. Sebagai tindak lanjut dan usulan tersebut telahdiberikan beberapa saran yang diharapkan dapet mempercepat danmengamankan pengembangan SIM-DUTPK. Saran-saran tersebut antara lain meliputi aspek legalitas yangmendorong keberhasilan operasi DUTPK, penataan strukturpengelola SIM, penyetaraan keperangkatan pelaksana SIM denganpejabat fungsional Pranata Komputer, dan pembuatan rencanainvestasi jangka pendek dan jangka panjang yang berkaitandengan pembangunan SIM-DUTPK. |