To analyze the relationship of nutritional status with oral health status among visual impairment. The subjects were 146elderly people (70 males and 76 females) aged 20-72 years (mean 48.8±6.2 years), Phitsanulok, Thailand. MiniNutritional Assessment (MNA) questionnaires were administered. Oral examinations investigated the number of presentteeth, DMFT and Functional Tooth Units (FTUs). According to the MNA score, 44.5% of subjects were categorized asnormal nutrition, 47.3% as questionable, and 8.2% as malnutrition. The mean numbers of present teeth and FTUs were17.8±6.9 and 6.9±3.2, respectively. Subjects with malnutrition had lower numbers of present teeth (10.7±1.4) and FTUs(4.3±1.7) than those with normal nutrition (20.2±0.7 and 12.3±0.5) (p≤0.05). Nutritional status of visual impaired Thaiwas associated with mean numbers of present teeth and FTUs. Keeping many natural teeth or having appropriatenumbers of FTUs by replacing missing teeth with dentures would prevention malnutrition.Hubungan antara Status Gizi dan Status Kesehatan Mulut Penderita Kebutaan. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis hubungan antara status gizi dan status kesehatan mulut penderita kebutaan. Subjek penelitiannya adalah146 orang lansia (70 orang pria dan 76 orang wanita) berumur 20-72 tahun (rata-rata 48,8±6,2 tahun) di Phitsanulok,Thailand. Kuesioner Mini Nutritional Assessment (MNA) digunakan dalam penelitian ini. Pengecekan rongga mulutdilakukan untuk mengetahui jumlah gigi, DMFT dan Functional Tooth Units (FTU). Berdasarkan hasil MNA, 44,5%subjek penelitian masuk dalam kategori gizi baik, 47,3% masuk dalam kategori gizi kurang, dan 8,2% masuk dalamkategori gizi buruk. Nilai rata-rata jumlah gigi adalah 17,8±6,9 sedangkan nilai rata-rata FTU adalah 6,9±3,2. Subjekpenelitian yang menderita gizi buruk memilikki jumlah gigi yang lebih sedikit (10,7±1,4) dan FTU (4,3±1,7)dibandingkan dengan mereka yang bergizi baik (20,2±0,7 dan 12,3±0,5) (p≤0,05). Status gizi penderita kebutaan diThailand dihubungkan dengan nilai rata-rata jumlah gigi dan FTU. Gizi buruk dapat dicegah dengan caramempertahankan jumlah gigi asli sebanyak mungkin atau dengan mempertahankan jumlah FTU yang mencukupi. Halini dilakukan dengan cara mengganti gigi yang hilang dengan gigi palsu. |