ABSTRAK Reksadana merupakan satah satu alternatif instrumen investasi yang saat inisedang berkembang pesat sejalan dengan pertumbuhan pasar modal di Indonesia,Pemerintah Indonesia sangat mendukung perkembangan reksadana berkaitandengan tujuan pemerintah untuk mengembangkan pasar modal Indonesia sebagaisumber pendanaan selain pinjaman bank, sekaligus menjalankan misi pemerataankepemilikan saham perusahaan publik Instrumen investasi jenis ini relatif baru bagi kebanyakan masyarakatIndonesia yang Iebih akrab dengan tabungan, deposito, obligasi, dan saham.Masyarakat, terutama investor, masih berada pada tahap mengamati apakahreksadana yang masih berumur sangat muda ini memang merupakan alternatifinvestasi yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggidibandingkan dengan instruinen investasi lain yang telah dikenal selama ini. Sejak memasuki tahun 1997, tawaran dari para manajer investasi kepadamasyarakat untuk menanamkan modalnya ke reksadana yang mereka kelolasemakin gencar. Dengan nama-nama yang hebat mereka mulai bersaingmenawarkan Jasanya untuk menggelembungkan dana para investor dengan janjijanji ?di atas bunga deposito?, ?bebas resiko?, ?tidak kena pajak?, dan sebagainya.Mereka membidik pasar yang cukup besar, yaitu para karyawan berpenghasilantetap atau wiraswastawan kecil dengan tabungan rata-rata Rp. 100.000,- per bulan --yang tidak mempunyai waktu dan kemampuan untuk menganalisa saham, sertainvestor kelembagaan seperti dana pensiun, asuransi. dan BUMN ? yangmempunyai dana cukup besar. Penelitian ini bertujuan untak mencari suatu alternatif bentuk reksadanasaham sebagai instrumen investasi, yaitu reksadana saham berdasarkan indeks hargasaham, yang disebut juga dengan índex Fund. Reksadana bentuk ini mendasarkanportofolonya pada saham-saham yang menjadi anggota suatu indeks harga saham,dan isi dan portofolionya berubah hanya jika anggota portofolio indeksnya berubah.Strategi mvestasi yang demikian disebut dengan strategi investasi pasif. Penelitian ini menggunakan indeks barga saham yang diterapkan secara resmidi Bursa Efek Jakarta, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks-indekssektor, serta Indeks LQ-45. Secara umum dapat disimpulkan bahwa IHSG danlndeks LQ45 mempunyai kinerja yang tidak bagus, dan masih belum memenuhiharapan sebagal alternatif investasi dala-m bentuk reksadana. Kinerja yang buruk initerkait dengan keadaan ekonomi Indonesia saat ini, di mana pasar modal ikutterimbas dalam keadaan bearish yang sangat berat. Namun beberapa indeks sektormempunyai kinerja yang relatif bagus, yang dapat dijadìkan sebagai dasar dalampembentukan reksadana indeks. Sektor-sektor yang relatif bagus tersebut adalahPertanian, Pertambangan, Infrastruktur, dan Aneka Industri.
|