Measurement of non-invasive blood glucose is one way to increase the frequency of self-monitoring of blood glucose(SMBG). For NIR reflectance spectroscopy, its application in non-invasive constrained by high value of standard errorof prediction. The mean standard error of prediction was 25 mg/dL. Theoretically, NIR reflectance spectroscopy stillcan be used to predict blood glucose levels in certain conditions such as hypoglycemia (<55 mg/dL), controlled fastingblood glucose (FBG) (70-115 mg/dL), and hyperglycemia (>225 mg/dL), which the difference between the threeconditions is more than 25 mg/dL. The results showed that there were significant differences in standards values ofphotometer measurement between controlled FBG and hyperglycemic conditions (p = 0.002). The results also showedthat the photometer can be used to assist the monitoring of blood glucose in FBG under control and hyperglycemicconditions. It can be seen from the average percentage of the daily controlled FBG conditionsin patients conductingSMBG in photometer-assisted compared to in patientsonly use SMBG once a day (28% versus 18%, p = 0.344).Fotometer Sederhana sebagai Alat Bantu Pengukuran Glukosa Darah. Pengukuran glukosa darah secara noninvasifmerupakan salah satu cara untuk meningkatkan frekuensi pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM). Untukyang berbasis spektoskopi reflektansi NIR, penerapannya secara non-invasif terkendala nilai standar error of predictionyang tinggi. Namun demikian metode ini secara teori masih dapat dipakai untuk memprediksi kadar glukosa darah padakondisi tertentu seperti keadaan hipoglikemia (<55 mg/dL), gula darah puasa (GDP) terkendali (70-115 mg/dL), danhiperglikemia (>225 mg/dL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna standar nilaipengukuran fotometer antara kondisi GDP terkendali dan hiperglikemia (p = 0,002). Fotometer yang digunakan dapatmembantu pemantauan glukosa darah (PGDM pada kondisi GDP terkendali dan hiperglikemia). Hal ini dapat dilihatdari rata-rata persentase jumlah hari dengan kondisi GDP harian terkendali yang lebih besar pada PGDM yang dibantudengan fotometer dibandingkan PDGM yang dilakukan hanya satu kali sehari (28% berbanding 18%, p = 0,344). |