ABSTRAK Penelitian ini mengembangkan tiga model alternatif dalam menentukan solusiterbaik penanganan Sampah di DKI Jakarta. Alternatif pertama adalah sistem sentralisasipengelolaan sampah dimana sistem pengeloiaan sampah dilakukan terpusat hanya ada satutempat pengotahan dan koordinasi langsurig dati pusat. Alternatif kedua adalah sistemdesentralisasi yaitu sistem pengelolaan per wilayah dah wilayah terkecil yaitu kelurahan,kecamatan, dan kotamadya yang dikoofdinasi oleh masing ? masing wilayah kotamadyayang ada di Jakarta. Alternatif ketiga adalah sistem semidesentralisasi pengelolaan sampahdimana pada sistem ini setiap level dan sumber sampah yang terbagi atas tiga kategori yaituperumahan, tempat komersial dan industm melakukan pengelolaan sampah sendiri. Untuk menilai bobot/kepentingan dari setiap elemen dilakukan dengan menggunakananaiytic hierarchy process (AHP). Untuk membuat model hirarki dilakukan studi pustaka danwawancara/brainstorming terhadap pakar yang ahil dalam masalah sampah. Kemudian membangunhirarki yang tersusun dan empat level yang susunannya terdlri dan Tujuan, Krlterla, Sub Krttena, danAlternatif. Dari hasil pengolahan data terpillh alternatif terbaik adalah sistem desentralisasi denganbobot global 0.437. Dengan mempeñorltaskan peran swasta dalam mengembangkan manajemendan teknologi pengolahan sampah. Aitematif kedua adalah sistem semidesentrahsì dengan bobotglobal 0.343 dengan memprioritaskan peran swasta dalam pemberdayaan masyarakat. Alternatifterakhir adalah sistem sentralisasi nilai bobot global dengan 0.220 yang memprioritaskan aspekswasta dalam melakukan Investasi untuk sistem penanganan sampah di DKI Jakarta Prioritas ini sesuai dengan keberhasilan pengelolaan sampah secara desentralisasidi kawasan Rawasan, Jakarta Pusat. Dengan pilot project yang baru dilaksanakan untukkawasan ini diharapkan untuk pada masa yang akan datang untuk seluruh wilayah DKIJakarta yang memakal sistem sentralisasi dapat menerapkan sistem desentralisasi. ABSTRACT This study develops three alternative models in determining the best solution tohandle waste in DKI Jakarta. The first alternative ¡s centralized system of waste ?nanagement¡n which the waste is managed centrally in one place and directly coordinated from thecentral. The second alternative is the decentralized system, where the waste is managed foreach district, form the small district le. political district administered, sub district, municipality.This system is coordinated by each of ?municipality district in Jakarta?, The third system issemi-decentralized system in which the waste is managed according to the level and sourcesof waste. They are from residential, commercial areas and industries. This system managesthe waste by itself. To asses intensity of each element, it is used Analitic Hierarchy Method (AHP). Thismethod is used by developing hierarchies, consisting of 4 hierarchies i.e. Goals, Criteria,Sub- criteria and alternatives. To develop hierarchy model, by using literature review andasking people who expert in handling waste management. From data analysis it requires, the best result is decentralized system with theintensity value 0.437. in this system, the private contribution is prioritized by developingmanagement and technology of waste. The second alternative is the semi-desentralizedsystem, with the global weight of 0.343 by priotizing the private sector role In societyempowerment. The last alternative is the centralized system, where the intensity value is0.220. in this alternative,by priotizing the private sectors to interest in the system to handlewaste management in DKI Jakarta. This priority is approriate with succesfulty to handle of waste by the decentralizedsystem in Rawasai area, Central Jakarta. With pilot project that has been construct to thisarea for ¡ni the future this p?oject should be apply in whole DKI Jakarta area that using Thecentralized system apply the decentralized system.
|