Memiliki waktu tinggal yang singkat yang disebabkan oleh pengaruh pengosongan lambung menjadi keterbatasan amoksisilin dalam menangani bakteri Helicobacter pylori sebagai penyebab utama penyakit radang pada lapisan lambung. Sediaan pembawa obat sistem mengapung telah disintesis untuk menangani keterbatasan tersebut menggunakan matriks hidrogel semi-IPN kitosan-metil selulosa mengandung agen pembentuk pori APP KHCO3 dan K2CO3 dengan komposisi kitosan:metil selulosa 60:40 b/b , agen pengikat silang glutaraldehid 0,1 M 2 b/b terhadap kitosan , amoksisilin trihidrat digunakan sebagai model obat, konsentrasi agen pembentuk pori KHCO3 dan K2CO3 yang digunakan divariasikan, yaitu 1; 5; 10; 15; 20 terhadap massa total reagen. Pengaruh jenis variasi konsentrasi APP yang berbeda KHCO3 dan K2CO3 pada hidrogel telah diselidiki dan dibandingkan menggunakan parameter uji kemampuan mengapung dan persen porisitas. Pengaruh proses loading obat yang berbeda in situ post loading juga telah diselidiki dan dibandingkan menggunakan parameter persen efisiensi penjeratan dan persen disolusi. Karakterisasi terhadap sifat hidrogel dilakukan menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR, spektrofotometri UV-Vis, dan mikroskop stereo optik. Secara keseluruhan APP KHCO3 memiliki waktu awal mengapung lebih cepat dibanding K2CO3 dan memiliki kemampuan mengapung >3jam, kecuali pada komposisi 1 untuk kedua jenis APP. Berdasarkan evaluasi kemampuan mengapung, matriks hidrogel semi-IPN yang optimum terdapat pada penambahan komposisi agen pembentuk pori KHCO3 20. Hasil perbandingan sediaan optimum pada penelitian ini dengan sediaan optimum pada peneliti sebelumnya yang menggunakan APP CaCO3 15 dengan proses loading obat yang sama in situ loading , yaitu sediaan optimum yang menggunakan KHCO3 20 memiliki efisiensi penjeratan obat lebih tinggi dan persen disolusi yang lebih terkontrol dibanding sediaan menggunakan CaCO3 15 , 79 72 untuk efisiensi penjeratan KHCO3 dan CaCO3 berturut-turut. Proses loading obat in situ loading memberikan hasil efisiensi penjeratan lebih tinggi serta memiliki persen disolusi yang lebih terkontrol dibanding proses post loading pada sediaan dengan APP yang sama. Amoxicilin have shorter of a recidence time which are caused by influence gastric emptying. Floating drug delivery system as a resolve restriction of amoxcicilin in combating bacterial Helicobacter pylory had been synthesized by based on semi IPN hydrogel chitosan methyl cellulose containing pore forming agent PFA KHCO3 and K2CO3 with the composition of chitosan methyl cellulose 60 40 w w , glutaraldehyde as a crosslingking agent 0.1 M 2 w w to chitosan , amoxcicilin trihydrate as a drug model, and pore forming agent KHCO3 and K2CO3 with varied concentrations were 1 5 10 15 20 to the total mass of reagents. The effect of kind and varied concentrations of PFA on hydrogel characterizations had been investigated and compared by using floating ability and percent porosity parameters. The effect of kind drug loading process in situ and post loading also had been investigated and compared by using encapsulation efficiency and percent drug dissolution parameters. Characterizations of the hydrogel were carried out by using Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR , UV Vis spectrophotometry, and stereo optical microscope. Overall, KHCO3 incorporated hydrogels showed faster floating lag time than K2CO3 and both had a floating time more than 3 hours, except on 1 composition of both PFA. Based on floating ability evaluation, optimum composition of PFA incorporated hydrogel was KHCO3 20 . The results of compared between optimum composition for this research and optimum composition for previous research used PFA CaCO3 15 with the same drug loading prosess in situ showed that KHCO3 incorporates hydrogel had the higher encapsulation efficiency and more controlled drug release profile than CaCO3 incorporated hydrogel, 79 72 for encapsulation efficiency KHCO3 20 and CaCO3 15 , respectively. The results of compared loading drug process with the same PFA, in situ loading drug process showed higher encapsulation efficiency and drug release profile more controlled than post loading drug process. |